Mempertajam Skill Kepenulisan Sekaligus Peluncuran APIMU (Foto : Taufik Humas) |
Agus Mulyadi, seorang penulis aktif menceritakan hal unik selama perjalanan karirnya di dunia kepenulisan. Hal ini ia sampaikan pada forum Temu Penulis Muhammadiyah Jawa Timur yang diadakan oleh Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim), 2 Maret lalu. Agenda itu juga sekaligus menjadi peluncuran Aliansi Penulis Muhammadiyah (APIMU) Jawa Timur.
Kehadiran penulis kondang itu mempertajam dan memberikan banyak materi bermanfaat untuk apra penulis. Agus bercerita, sebelum aktif dan terkenal lewat karir kepenulisan, ia memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Mulai dari seorang penjaga warnet, editor foto, penulis buku, fotografer, hingga influencer saham syariah.
Baca juga : MPID PWM Jatim Luncurkan APIMU, Undang Okky Madasari untuk Pertajam Ilmu
Keaktifannya menulis di berbagai platform media sosial dimulai sejak tahun 2013. Menurutnya, menjadi penulis merupakan hal yang sangat membanggakan bagi dirinya. "Melalui tulisan, saya dapat membangun branding diri dan dikenal banyak orang dari situ," ucapnya.
Ia mengatakan, menulis dapat membantunya meruntutkan logika berpikir, membiasakan membangun argumen, serta meningkatkan kecakapan bahasa. Banyak hal yang dapat dijadikan sebuah tulisan. Menulis itu dapat digunakan sebagai media dakwah, kampanye, ataupun meyakinkan seseorang terhadap sesuatu.
Seorang blogger yang memiliki nama akrab Agus tersebut menambahkan, menulis memerlukan imajinasi untuk menciptakan tulisan yang dapat menggambarkan suatu peristiwa. Berimajinasi membantu seorang penulis untuk meruntutkan suatu peristiwa yang terjadi. "Menulis itu senjata utamanya adalah imajinasi. Mampu menghubungkan konteks yang jauh menjadi konteks yang dekat. Yang terpenting adalah mengetahui bagaimana titik benang merahnya,” jelasnya.
Tak hanya itu, melihat sebuah peristiwa dari berbagai sudut pandang juga harus dimiliki oleh seorang penulis dan konten kreator. Selalu ada perbedaan sudut pandang seorang ahli dalam melihat suatu hal. Contohnya, dalam sebuah pertandingan sepak bola, seorang ahli mengatakan bahwa ada kesalahan teknis pada saat bola masuk gawang. Namun bisa jadi berbeda ketika penyuka sepak bola menafsirkan sebuah peristiwa itu.
Bagi pemula, konsep dasar dalam menulis dan membuat konten yaitu konsistensi. Konsistensi dalam membuat konten tulisan bertujuan untuk membuat branding diri sendiri di mata masyarakat. Selain itu, otentisitas atau ciri khas juga diperlukan agar pasar pembaca yang kita tuju tidak beralih ke konten tulisan lainnya. "Buatlah konten yang unik dan berbeda. Karena konten bagus adalah raja, namun konten unik adalah ratu," sanggah Agus.
Agar tulisan tulisan enak dibaca, penulis dapat memberikan sajak humor pada paragraf pertama dan kedua. Sajak humor berfungsi untuk menarik perhatian pembaca untuk lebih melihat isi konten dari tulisan kita. Selain itu, penulis juga dapat menambahkan diksi variatif guna mendukung konten agar unik dibaca.
Baca juga : FPP UMM Kukuhkan Dua Guru Besar Baru, Kaji Ruminansia dan Strategi Tanaman
Tentunya isi konten yang baik itu harus mengandung tiga hal. Pertama informasi berupa pengetahuan baru, relevansi atau punya kesamaan dengan pembaca, menghadirkan emosi bagi masyarakat, dan memberikan solusi dari sebuah permasalahan yang terjadi. Tak hanya itu, penulis juga harus memiliki berbagai sudut pandang dalam melihat suatu peristiwa dalam membuat konten tulisan.
Untuk itu, penulis, khususnya penulis muda untuk terus mau mencoba dan menikmati proses itu. Karena tulisan yang menarik tidak datang dalam waktu sekejap, tapi juga memerlukan latihan dan jam terbang. Apalagi, jika ingin membuat konten tulisan yang dapat menarik perhatian di media sosial perlu mengetahui karakteristik media sosial tersebut.
"Karena, media sosial mempunyai karakteristik yang unik. Terkadang netizen tak suka melulu hal yang bagus dan menarik saja, namun juga memerlukan hiburan," tambahnya mengakhiri. (tri/wil)