Foto: Rino Anugrawan/Humas UMM |
UNIVERSITAS Muhammadiyah Malang (UMM) menegaskan komitmennya untuk terus memberi manfaat bagi masyarakat luas. Temuan-temuan riset yang dikembangkan di kampusnya tidak akan hanya berhenti sebagai laporan yang memenuhi rak-rak perpustakaan. Lebih dari itu, dalam program penelitian dan pengabdian masyarakat, UMM mewajibkan luaran yang berdampak pada perbaikan dan pengembangan masyarakat.
Demikian pernyataan rektor UMM, Fauzan, menanggapi tingginya perolehan dana hibah penelitian dan pengabdian masyarakat dari Kementerian Ristek dan Dikti tahun ini. UMM memperoleh dana Rp 12,8 Milyar, tertinggi untuk kalangan perguruan tinggi swasta se-Jawa Timur. Angka ini meningkat lebih 20% dibanding tahun lalu. Perolehan dana hibah ini dipastikan akan menambah produktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat karena UMM secara mandiri juga menggelontorkan dana milyaran rupiah untuk dua bidang ini.
“Kampus jangan menjadi menara gading yang hanya elok dipandang. Lebih dari itu harus menjadi menara air yang mengalirkan kehidupan bagi peradaban dan kemanusiaan,” kata Fauzan. Untuk itu hasil-hasil riset harus direalisasikan untuk membantu permasalahan bangsa. Dicontohkannya, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), pertanian dan peternakan organik, rancangan bangunan tahan gempa, drone untuk pemetaan lahan, pewarna alami, obat herbal, makanan halal, dan berbagai rancangan rekayasa sosial, telah diterapkan di masyarakat.
Foto: Rino Anugrawan/Humas UMM |
“Ke depan, melalui kemitraan dengan berbagai pihak, temuan-temuan karya dosen dan mahasiswa UMM akan diimplentasikan dan dipasarkan,” tambah rektor.
Kinerja riset dan pengabdian masyarakat UMM melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) merupakan satu-satunyakampus swasta dari 14 kampus di Indonesia yang memperoleh status kluster Mandiri. Status ini diperoleh UMM pada tahun 2014 setelah meloncat dari kluster Madya tanpa melalui kluster Utama. “Karena kinerja penelitian UMM kian menggembirakan, statusnya langsung lompat ke clauster Mandiri dengan tiga bintang emas,” terang Direktur DPPM UMM, Prof Sujono.
Tahun ini, kata Sujono, UMM kembali menorehkan prestasinya sebagai kampus yang meloloskan proposal penelitain dan pengabdian masyarakat dan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) paling banyak.
“Alhamdulillah kita mendapatkan peringkat pertama dalam tiga kategori tersebut mengungguli PTS lain se-Jawa Timur,” ujar Sujono usai menerima penghargaan dari Kopertis VII di Surabaya, Rabu (27/4).
Penerapan hasil riset UMM antara lain dilakukan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa. Sujono menerangkan, setiap daerah yang ditempati KKN selalu dilihat keunggulan programnya sehingga benar-benar memiliki manfaat bagi masyarakat. Misalnya, memecahkan masalah kekurangan energi, pemasaran produk pertanian, pembangunan rumah cepat dan kuat, pengentasan buta aksara, serta usaha kecil menengah.
“Bupati Malang Rendra Kresna akhir Maret lalu sempat meresmikan rumah hasil rehabilitasi tim KKN UMM kerjasama dengan Kemensos di Desa Jambesari Kecamatan Poncokusumo. Program ini akan berlangsung secara berkelanjutan dalam KKN, terutama untuk program Kube hingga mereka siap mandiri,” tutur Sujono. (zul/nas)