Kepala Pusat Studi Lingkungan Dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Sukarsono, M.Si (Foto : Istimewa) |
Akhir-akhir ini, kualitas udara di Jakarta menjadi perhatian publik. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya kelayakan udara untuk dihirup masyarakat. Menyikapi hal tersebut, Kepala Pusat Studi Lingkungan Dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Sukarsono, M.Si. ikut angkat bicara. Pada prinsipnya, banyak kandungan yang dapat mencemari kualitas udara, di antaranya logam berat, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), ozon (O3), senyawa organik volatil (VOC), dan sulfur dioksida (SO2).
Ia menjelaskan bahwa salah satu sumber penyumbang polusi udara adalah dari asap kendaraan bermotor yang salah satunya menghasilkan gas karbon monoksida. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) Provinsi DKI Jakarta terbaru, jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta berada di angka lebih dari 26 juta kendaraan. Meliputi mobil penumpang, bus, truk, serta sepeda motor.
“Dengan jumlah kendaraan bermotor yang sebegitu banyak di ibu kota Jakarta, sudah jelas itu menjadi salah satu penyumbang polusi udara,” ujarnya.
Baca Juga : Peringatan HUT RI, UMM Beri Penghargaan Petugas Kebersihan dan Bantu PKL Sekitar
Pria yang pernah bekerja sebagai auditor pembuangan limbah industri di Jakarta tersebut menambahkan, pabrik-pabrik yang dalam proses produksinya menghasilkan gas dari cerobong-cerobong asap juga berpotensi menyumbang polutan. Ditambah dengan kondisi cuaca pada musim kemarau dengan intensitas curah hujan rendah. Hal itu membuat polusi yang ada di udara tetap terkumpul dan bertahan di udara.
“Jakarta kan kota yang padat, kendaraan dan industri juga ada banyak disana. Tentu saja, pencemaran udara akan terlihat jeas. Apalagi kalau intensitas hujan rendah, polutan-polutan di udara akan semakin terlihat karena akan tetap bertahan di langit,” tambahnya
Dalam menyikap hal tersebut, perlu adanya riset yang lebih mendalam terkait dengan kandungan apa yang menjadi dominasi dalam pencemaran udara. Meski begitu, ia juga memberikan beberapa solusi. Salha satunya dengan melakukan peningkatan standarisasi pembuangan emisi gas buang bagi kendaraan bermotor serta pabrik-pabrik.
Baca Juga : Ribuan Baju Adat hingga Hadirkan PKL, Begini Meriahnya Upacara 17-an UMM
“Mencari penyebab kejadian seperti ini, jangan hanya mengandalkan pikiran spekulatif saja. Semua harus berdasarkan riset. Mereka yang bicara juga harus dari para ahli sehingga bisa segera mengetahui penyebab utamanya dan bagaimana standarisasi emisi gas buang yang harus lebih diperhatikan,” tegasnya
Di sampng itu, Llangkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat dalam ikut berperan mengurangi polusi udara yaitu dengan mengoptimalkan moda transportasi umum. Bisa juga dengan memilih opsi jalan kaki atau bersepeda. Tidak hanya berkontribusi menekna angka polusi, tapi juga bisa menyehatkan kesehatan tubuh.
Dia juga berpesan kepada pemerintah untuk berkomitmen penuh dalam memperhatikan kualitas udara yang ada. Bukan hanya di Jakarta yang kini jadi sorotan, tapi juga daerah-daerah lainnya. Misanya saja dengan menyediakan fasilitas yang nyaman bagi pejalan kaki serta peningkatan kualitas moda transportasi umum agar masyarakat lebih nyaman. (Faq/Wil)