Anggota TIM KTI yang sukses meraih juara 3 kejuaran nasional (Foto: Istimewa) |
Permasalahan stunting pada anak karena kekurangan gizi menjadi perhatian khusus belakangan ini. Melihat fenomena tersebut, mahasiswa Prodi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang program pencegahan stunting. Adapun program tersebut tertuang dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang sukses meraih juara 3 kejuaran nasional. Mereka berhasil memenangkan event This is Our Care (TOC) Universitas Padjadjaran Bandung, yang dilaksanakan secara daring sejak bulan Agustus-Oktober hingga babak final Sabtu (30/10) lalu.
KTI dengan judul “SRIKANDI: Program Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Sebagai Stakeholder Dalam Pemberian Makanan Tambahan Untuk Pencegahan Stunting Di Indonesia” ini disusun oleh Syafira Aulia Rahma, Khoiroh Yeroh dan Ajeng Yuli Wijayanti. Khoiroh, salah satu anggota tim menjelaskan bahwa program pemberdayaan ibu rumah tangga ini berfokus pada edukasi dalam pemberian gizi anak.
Adapun dalam pelaksanaannya nanti, program ini menggaet beberapa pihak. Salah satunya Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang bertugas untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga. Mahasiswa asli Malang ini kembali menjelaskan bahwa mereka berusaha mengarahkan ibu-ibu tumah tangga dalam memberikan gizi di 1.000 hari kehidupan bayi. Hal tersebut diupayakan agar pertumbuhan anak berkembang secara normal dan mencegah terjadinya stunting anak.
Selain itu, Karya tulis ilmiah tersebut juga memberikan berbagai resep makanan yang kaya akan gizi bagi anak. Menurutnya, resep-resep tersebut dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang bayi dan anak.
Ditanya ihwal perlombaannnya, Khoiroh mengaku timnya sudah menyiapkan berbagai hal sebulan sebelum melakoni kompetisi. Meski begitu ia tidak menampik timnya mengalami kendala-kendala. Utamanya dalam hal pencarian ide yang akan dibahas.
Beruntung, timnya banyak memabca jurnal terkait kesehatan. Dari situ, mereka akhirnya memilih tema stunting pada anak sebagai kajian KTI yang ditulis. Adapun fokus yang diambil adalah pencegahan dan tindakan preventif dalam mencegah fenomena ini.
Khoiroh dan tim ingin program yang telah dirancang dalam KTI ini bisa diimplementasikan pada seluruh lapisan masyarakat. Utamanya dalam mengedukasi ibu rumah tangga tanpa melihat status dan perbedaan. “Kami tentu akan berusaha melaksanakan program ini dengan menggaet berbagai pihak agar bisa berjalan dengan lancer. Sementara ini, kami mencoba mengevaluasi dan memetakan bagaimana cara mengimplementasikan program garapan kami ini,” pungkasnya. (wil)