Rektor Ingin Media Perkuat Fungsi Edukatif

Author : Humas | Selasa, 20 Juni 2017 06:56 WIB
Rektor UMM Fauzan (kanan) ditemani Kepala Humas UMM Rina Wahyu Setyaningrum saat kegiatan Silaturrahim dan Buka Bersama jajaran Pers Malang.

REKTOR UMM Fauzan menegaskan bahwa peran media begitu strategis di tengah masyarakat sebagai aktor yang memiliki fungsi edukasi. Hal itu disampaikan Fauzan dalam Silaturahim dan Buka Bersama Jajaran Pers se-Malang Raya di Sengkaling Convention Hall UMM (16/6).

Dalam perkembangannya, kata Fauzan, media terbagi menjadi dua kelompok, yakni media yang berorientasi konstruktif, juga media yang berorientasi destruktif. “Sebagai fungsi edukasi, yakni media harus membangun, membina dan memperbaiki. Bukan sebaliknya, memberi efek negatif kepada seseorang, baik kelompok, lembaga maupun lapisan sosial lainnya,” ungkap Fauzan.

Lebih lanjut Fauzan menyatakan bahwa dirinya terbuka atas kritik dan saran yang dilayangkan kepadanya maupun kepada UMM. Hal itu, kata Fauzan, dalam rangka agar tetap terjaganya kesinambungan kerjasama antara UMM dan pihak media. Dengan cara demikian, imbuh Fauzan, akan mampu membangun sesuatu yang lebih bermakna.

“Kita harus saling bersinergi. Sinergi untuk mengembangkan informasi-informasi yang lebih konstruktif. Alhamdulillah, selama ini kita tidak pernah salah paham, karena memang sudah saling pengertian. Semoga silaturahim kita pada hari ini akan bisa memperkuat jalinan saling pengertian itu,” tandasnya.

Hadir memberi tausiyah, Direktur Agropolitan TV Nurbani Yusuf. Menurutnya, selain guru, jurnalis juga memiliki fungsi edukasi. “Di tangan kita ada tanggungjawab besar. Kita yang akan membentuk dan membangun opini masyarakat,” kata Nurbani yang juga merupakan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Batu ini.

Dengan menukil surat Fussilat ayat 34, Nurbani lantas mempertegas pernyataannya. “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia,” kutipnya.  

“Tesisnya, ketika kita mendapat perlakuan jahat, antitesisnya kita disuruh memberikan kebaikan berlipat. Bukan kejahatan dibalas kejahatan, tetapi kejahatan dibalas kebaikan,” tukasnya. (can/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image