SEBAGAI kampus bernuansa Islam, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak hanya membangun kemitraan strategis dengan kampus-kampus di Amerika dan Eropa, namun juga proaktif bekerjasama dengan sejumlah lembaga di belahan dunia Islam, terutama Arab Saudi. Yang terbaru, UMM bermitra dengan Daurah Tadribiyyah fi as-Sirah an-Nabawiyyah (Lembaga Pembelajaran Sejarah Kenabian) Qassim University, Arab Saudi.
Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri (BKLN) UMM Dr Abdul Haris MA mengatakan, nota kerjasama (memorandum of understanding/MoU) antara kedua lembaga ini meneruskan sejumlah kemitraan yang selama ini telah dijalin UMM dengan berbagai lembaga maupun universitas di Arab Saudi. “Hal ini menjadi bukti bahwa UMM memiliki jaringan akademik yang kuat dengan negara-negara Arab,” ujarnya di sela-sela penandatanganan MoU antara UMM dan Qassim University di Ruang Sidang Senat UMM, Ahad (9/8).
MoU dengan Qassim University ini, lanjut Haris, difokuskan pada penguatan akademik dan dakwah, terutama dalam mempromosikan as-sirah an-nabawiyyah, baik dalam bentuk pelatihan, seminar, hingga penanaman nilai-nilai melalui pembelajaran bagi mahasiwa, dosen, guru, hingga para dai.
“Lebih jauh, Kita ingin pendalaman sejarah kenabian dilakukan secara intens melalui berbagai media, misalnya melalui kurikulum di tingkat sekolah dan kampus, serta para dai secara umum. Nantinya pihak Qassim juga akan mengirimkan buku-buku terkait sejarah kenabian yang tentu saja berguna bagi UMM,” jelas Haris.
Haris juga menilai, kerjasama ini relevan dengan ciri UMM yang bernuansa Islami. Diharapkan, kerjasama ini juga dapat berimplikasi jangka panjang bagi mahasiswa maupun dosen UMM, misalnya melalui pengiriman mahasiswa atau dosen untuk bertukar ilmu hingga studi lanjut di Qassim University. “Jadi ada keuntungan jangka pendek dan jangka panjang bagi UMM,” tandasnya.
Perwakilan Qassim University, Syaikh Sulaiman bin Hamid al-Audah memaparkan, sejarah kenabian memiliki makna yang sangat besar bagi kehidupan kita saat ini. Di antaranya, kata Sulaiman, kita diajarkan untuk mengetahui perbedaan antara yang hak dan yang batil, yang benar dan yang salah. Hal itu juga dapat menyadarkan kita tentang arti penting dakwah, jihad, hingga penghargaan terhadap ilmu, lantaran sejarah kenabian dipenuhi dengan kandungan ilmu yang luar biasa. Bahkan, kata dia, ayat pertama al-Quran mengajarkan kita untuk membaca sebagai sebagai kunci menuju ilmu.
“Yang lebih penting dari itu, sejarah kenabian mengajarkan kita untuk meneladani akhlak para nabi, terlebih akhlak Rasulullah. Hal itulah yang amat penting bagi kehidupan kita sekarang ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Asisten Rektor Bidang Kerjasama Drs Soeparto MPd mengatakan, UMM sangat intens dalam membangun kerjasama dengan berbagai kampus maupun lembaga di luar negeri. Namun, kata dia, tidak semua MoU menghabiskan biaya besar karena bisa menggunakan cost sharing.
“Selain itu, kami memiliki cara lain dengan memanfaatkan teknologi informasi, misalnya menguji skripsi mahasiswa via skype. Itu hal sederhana, tapi sangat signifikan dalam meningkatkan atmosfer akademik dengan cita rasa internasional,” pungkasnya. (han)