Rahmad dan buku Multidimensi Ramadan, dari Ritual Menuju Spiritual yang ditulisnya (Foto : Istimewa) |
Ramadan tinggal menghitung hari. Meski situasi pandemi tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, tapi keberkahan bulan suci tetap sama. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyambut bulan penuh ampunan tersebut. Salah satunya dengan menerbitkan buku. Hal itu juga dilakukan oleh dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Rahmad Hakim. M.MA. Menyambut semarak bulan puasa, ia menulis buku berjudul “Multidimensi Ramadan, dari Ritual Menuju Spiritual”. Karya tersebut telah terbit Februari lalu.
Saat dihubungi, Rahmad menerangkan bahwa buku itu berawal dari rasa takut yang dirasakan saat Ramadan lalu. Kasus Covid-19 yang makin meninggi, membuat bulan suci tidak bisa dijalani dengan semestinya. Ia juga merasa selama 30 kali melewati Ramadan, belum ada satu karyapun yang ia terbitkan. ”Akhirnya di bulan puasa tahun lalu, saya membuat resolusi satu hari artikel. Alhamdulillah terkumpul 30 tulisan dalam 30 hari. Isi tulisannya juga membahas mengenai Ramadan ini,” terangnya lebih lanjut.
Baca juga : FPP UMM Tingkatkan Kurikulum Kelas Profesional Unggas dan Entrepreneur
Dosen Ekonomi Syariah itu kembali mengungkapkan bahwa buku “Multidimensi Ramadhan dari Ritual Menuju Spiritual” membahas mengenai fenomena masyarakat yang hanya menjalankan ibadah saja. Mereka tidak sepenuhnya memahami makna dari Ramadan itu sendiri. Padahal bulan suci menjadi kesempatan emas untuk meraih pundi-pundi kebaikan.
Lebih lanjut, multidimensi ritual meliputi sisi kesehatan, ekonomi dan sosial. Menurutnya, banyak orang yang semakin sehat dan bahkan sembuh saat menjalankan puasa. Imunitas tubuh juga meningkat seiring makin terbiasa berpuasa. Sementara dari aspek ekonomi dan sosial, ia melihat ekonomi makin stabil karena banyak orang yang berlomba-lomba saling berbagi.
Baca juga : Dorong Masyarakat Mandiri, Dosen UMM Kembangkan Edu Wisata dan Pengolahan Limbah Kertas
Dijelaskan oleh Rahmad, multidimensi ritual dapat menunjang masyarakat untuk menggapai multidimensi spiritual. Nantinya, lama kelamaan masyarakat mampu memahami makna Ramadan dan melaksanakan keberkahan tertinggi. Beberapa di antaranya membaca Alquran serta mendapatkan lailatul Qadr.
“Malam Lailatul Qadar bisa menambah umur hingga 1.000 bulan atau 86 tahun. Sejatinya, Umur rata-rata manusia hanya mencapai 60 tahun. Namun karena kita melakukan kebaikan, umur kita betambah dan mendapat keberkahan dari Allah SWT.”
Terakhir, ia berharap agar buku ini mampu memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada orang lain. Utamanya terkait bulan Ramadan. “Semoga kita mampu melalui dua dimensi, dimensi ritual dan spritual dengan baik dan benar di Bulan Ramadan yang akan datang,” pungkasnya saat dihubungi. (haq/wil)