perencanaan keuangan perlus disiapkan dengan baik. (Foto: Istimewa) |
Menginjak akhir tahun, perencanaan dan pengelolaan keuangan harus kembali dilakukan. Perencanaan keuangan perlu disiapkan sebaik mungkin, baik secara personal maupun perusahanaan. Bahkan, anak usia sekolah dasar juga perlu mulai merancang tabungannya dan membuat target serta pengaturan keuangan pribadinya.
Hal serupa juga disampaikan Chalimatuz Sa’diyah, S.E, M.M. selaku dosen manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Chalimatuz mengungkapkan bahwa merencanakan keuangan memang harus dilakukan sejak dini. Bahkan menurutnya, anak-anak usia sekolah dasar (SD) sudah harus diajari bagaimana menggunakan dan mengatur keuangan.
Baca juga: UMM Emban Misi Pemulihan Mental dan Fisik Korban Gempa Cianjur
“Semisal anak-anak itu diberi uang jajan oleh orang tuanya. Mereka juga harus memikirkan apakah uang tersebut akan dihabiskan untuk jajan semua, disimpan, atua bahkan disedekahkan,” tuturnya.
Kemampuan ini harus terus diasah agar bisa meningkat seiringberjalannya waktu. Adapun Chalimatuz membaginya ke beberapa tahap. Diawali dengan tahap menjadi freshgraduate yang telah memiliki penghasilan. Biasanya mereka akan dengan bebas menggunakan uang untuk bersenang-senang. Padahal harus ada antisipasi tabungan untuk keadaan darurat.
“Tahap kedua yakni ketika berkeluarga. Akan banyak kebutuhan baru yang perlu dipikirkan, maka perlu strategi baru juga untuk menghadapinya. Kemudian tahap pensiun di mana harus bsia memikirkan cukup tidaknya harta untuk kehidupan sehari-hari. Maka perlu adanya aset produktif seperti kos-kosan,” jelasnya.
Terkait menabung dan investasi, ia juga menekankan agar hal tersebut dilakukan di awal. Bukan malah sebaliknya dengan menunggu sisa pengeluaran yang ada. Menurutnya, jika dilakukan di akhir, investasi atau menabung tidak bisa memberikan hasil maksimal.
Menariknya, Chalimatuz juga membagikan kiat perencanaan keuangan yang baik dan efisien. Diawali dengan memahami kesehatan keuangan pribadi yakni dengan memastikan pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan. Kemudian melakukan alokasi dana diiringi dengan pencatatan keuangan agar tidak keluar dari alokasi yang ditentukan.
Baca juga: Humas UMM Raih Gold Winner di Anugerah Humas Diktiristek Nasional 2022
“Jika punya utang segera dilunasi, karena biasanya hutang ini yang akan menggerogoti keuangan kita. Jika bisa di restrukturisasi maka segera lakukan, tapi jika tidak bisa maka kita harus menekan alokasi keuangan yang lain agar bisa lebih cepat menyelesaikan utang. Jangan lupa juga untuk melakukan audit, sekalipun hanya keuangan personal,” tambahnya.
Terakhir yakni menentukan perencanaan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk jangka menengah, menyimpan uang pada instrumen investasi yang sewaktu-waktu dapat diambil bisa menjadi pilihan. Misalnya tabungan biasa atau reksadana pendapatan tetap. Akan tetapi perlu diingat, bahwa menyimpan uang di tabungan biasa maka akan beresiko tergerus inflasi. Pilihan lainnya adalah emas yang termasuk investasi jangka menengah.
“Emas juga disebut sebagai aset safe haven karena nilainya yang tetap atau meningkat walaupun pasar sedang tidak stabil. Dia akan menjaga pemiliknya agar tetap kaya bukan semakin kaya. Sementara untuk jangka panjang bisa diinvestasikan ke saham, tanah, maupun rumah meski memang pencairannya lebih lama,” pungkasnya. (dev/wil)