Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) Ananto Kusuma Seta, Ph.D. (Foto: Humas UMM) |
ISU keamanan dunia siber telah menjadi prioritas seluruh negara di dunia semenjak teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan. Berbanding lurus dengan tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, tingkat resiko dan ancaman penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi juga semakin tinggi dan kompleks. Hal inilah yang mendorong meningkatnya kebutuhan SDM di dalam dunia keamanan siber dan digital forensik.
Menjawab tantangan ini, Direktorat Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) segera membuka Program Studi (Prodi) Diploma 4 (D4) Studi Baru Cyber Security dan Digital Forensic. “Mahasiswa Prodi ini akan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan serta kemampuan untuk melakukan serangkaian proses manajemen resiko sebagai bentuk mitigasi keamanan informasi,” terang Direktur Direktorat Pendidikan Vokasi dan Pelatihan UMM dalam FGD pendirian prodi ini (1/7).
Mahasiswa juga dibekali dengan keahlian memeriksa secara mendalam barang buktu elekronik dan digital yang berasal dari sistem jaringan dalam rangka mendapatkan data investigasi untuk dianalisa secara komprehensif. Praktik ini dilakukan sebagai bukti digital yang dapat digunakan untuk memecahkan kasus cybercrime. “Prodi ini juga akan bekerjasama dengan perusahaan network security baik dalam maupun luar negeri untuk melibatkan mahasiswa secara langsung di dunia kerja,” sambung Tulus.
Baca juga: Frasa Tidak Sengaja Kasus Novel Baswedan
Kompetensi yang ditawarkan di antaranya mampu mengindentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi berbagai penerapan aplikasi keamanan siber dan digital forensik terhadap ancaman yang teridenfikasi dan tidak teridentifikasi. “Selain itu, mahasiswa juga mampu menyusun security requirement untuk melindungi proses bisnis di dalam suatu organisasi yang ditangani secara memadai di dalam seluruh aspek dari enterprise architecture,” kata Tulus dalam diskusi yang dihadiri Wakil Rektor I dan IV UMM.
Turut hadir Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) Ananto Kusuma Seta, Ph.D. yang menerangkan bahwa mahasiswa lulusan Prodi ini saat ini tengah banyak dibutuhkan oleh dunia industri swasta maupun di pemerintahan. “Beberapa prospek Prodi ini yakni Cyber Risk Specialist, Arsitek Keamanan Siber, Cyber Incident Investigation, Cybersecurity Governance Officer, Penetration Tester, dan lainnya,” ujar Ananto.
Pembicara FGD yang juga hadir lainnya, yakni dari Asosiasi IHP (Indonesia Honeynet Project): Dr. Charles Lim, B.Sc., M.Sc; Ditjen DIKSI (Vokasi dan Profesi) Kemendikbud: Sawitri; DUDI, (Pre-Sales Manager HPE Aruba Indonesia): Denny; Deputi 4 Bidang Pemantauan dan Pengendalian BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) : Mayjen TNI (Mar) Dr. Suharyanto, S.E., M.M. (can)