Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si bersama Ketua umum FPPTI Pusat, Mariyah, S.Sos., M.Hum. (Foto: Syifa Humas) |
Dalam menjalankan perpustakaan di era 4.0, pustakawan harus membuat banyak perubahan dan inovasi. Salah satunya adalah dengan melakukan kolaborasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal itulah yang sedang dijajaki oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan melakukan seminar internasional Bridging Internasional Networking, Library Partnership and the Future of Libraries yang bertempat di Teater Dome UMM. Acara yang digelar pada 21 Januari ini juga mengukuhkan pengurus baru Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) wilayah Jawa Timur (Jatim).
Presiden Persatuan Pustakawan Malaysia, Ghazali Mohamed Fadzhil, Ph.D. menjelaskan bahwa dalam mengembangkan perpustakaan nasional, hal yang harus menjadi perhatian adalah pembangunan perpustakaan di desa-desa. Hal ini dikarenakan perpustakaan desa merupakan gerbang pertama pengenalan buku kepada anak-anak. Di Malaysia, pembangunan perpustakaan desa ini membentuk pola pikir dan pemahaman anak-anak tentang perpustakaan ketika ia dewasa.
“Kalau kita tidak mengenalkan perpustakaan sejak dini, mereka akan tumbuh dengan persepsi yang salah mengenai perpustakaan dan pustakawan. Lebih buruknya, jika anak-anak baru mengenal perpustakaan semasa kuliah, maka perpustakaan hanya sekedar menjadi tempat mengerjakan tugas,” katanya.
Baca juga: Dosen UMM: Edukasi Seks Jangan Dianggap Porno dan Cabul
Adapula sederet tantangan lain dalam mengelola perpustakaan. Salah satunya kualifikasi pustakawan yang minim di sebagian sekolah. Hal itu terjadi karena pustakawan memiliki dua tanggung jawab, yakni sebagai guru dan mengurus perpustakaan.
“Permasalahan lain adalah laporan yang hanya terfokus pada angka seperti jumlah pengunjung dan juga jumlah buku. Perlu adanya fokus di kehiatan ekonomi dan sosial. Kalau di Malaysia, kami berhasil membangun komunitas bisnis kuliner hanya dengan mengadakan acara memasak tiap minggunya,” katanya.
Baca juga: Suka Makanan Berminyak? Ini Bahayanya Menurut Dosen FK UMM
Di lain sisi, Ketua umum FPPTI Pusat, Mariyah, S.Sos., M.Hum. mengapresiasi kegiatan seminar internasional ini. Hal ini menjadi langkah baik bagi perpustakaan Indonesia untuk berjejaring di ranah Internasional. Terkait pengukuhan pengurus baru FPPTI Jatim, Mariyah mengucapkan selamat dan juga harapan agar pengurus baru bisa lebih memajukan perpustakaan dan pustakawan di Jatim.
“FPPTI wilayah Jawa timur merupakan cabang FPPTI yang sangat aktif dalam hal inovasi dan juga daya saing. Semoga hal ini tidak akan menurun dan akan menjadi semakin baik. Semoga dapat menjadi wadah kerja sama perguruan tinggi yang memiliki karakter, unggul, berintegritas, terpercaya, serta memiliki reputasi di tingkat nasional maupun internasional,” harapnya.
Terkait pengembangan perpustakaan, Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. mengatakan bahwa tantangan membangun perpustakaan semakin berat. Hal ini TERJADI karena terbukanya industri 4.0. Dampaknya, berbagai toko buku mulai sepi sehingga omset dan kesejahteraan orang-orang di dalamnya juga menurun.
“Oleh karenanya, kemampuan adaptasi dengan melakukan berbagai inovasi sangat dibutuhkan pada masa sekarang. Tiga prinsip yang harus dipegang untuk membangun kolaborasi yaitu buka hati, buka pikiran dan memiliki kemauan yang terbuka,” pungkasnya mengakhiri. (syi/wil)