Dr. Sudibyo Markus dari Lembaga Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri PP Muhammadiyah, mendukung kolaborasi antar Kampus Muhammadiyah untuk mengembangkan ilmu kedokteran dan kesehatan. |
FAKULTAS Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama sepuluh Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia melakukan Pertemuan Tahunan Asosiasi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Muhammadiyah (APKKM) yang ke-4. Kegiatan berlangsung di Amarta Hills, Batu (20-21/8).
Rektor UMM Fauzan mengatakan, setiap PTM yang mempunyai FK, Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes), Keperawatan, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), serta Farmasi perlu membuat sinergi antar Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). “Membangun sinergi antar AUM memang sangat susah, maka dari itu hadirnya asosiasi ini merupakan salah satu wujud dibangunnya sinergi itu,” ujar Fauzan saat membuka acara tersebut.
Pada kegiatan yang bertema “Membangun Kolegialitas APKKM Menuju Indonesia Berkemajuan di Era MEA” tersebut Fauzan menjelaskan, adanya perkumpulan tersebut merupakan ajang untuk saling membantu antar universitas Muhammadiyah.
Senada dengan Fauzan, Dekan FK UMM, dr Irma Suswati MKes menyatakan, tujuannya diadakannya pertemuan kali ini untuk saling menguatkan antar PTM di bidang kedokteran dan kesehatan.
Selain itu, kata Irma, pertemuan ini juga diharapkan dapat menghasilkan kerjasama antar universitas Muhammadiyah. Irma menyebutkan, untuk lingkup dalam negeri nanti akan dibahas tentang kerjasama pendidikan elektif antar universitas Muhammadiyah.
Jadi, lanjut Dosen FK UMM ini, bisa saling berbagai ilmu karena di antara sepuluh PTM ini memiliki keunggulan yang beragam sehingga pemerataan keunggulan bisa dilakukan diberbagai AUM. “Misal Universitas Muhammadiyah Palembang (UM-Palembang) mempunyai penguatan dalam bidang kedokteran herbal. Nah, nanti dicoba kita berangkatkan mahasiswa UMM ke FK UM-Palembang untuk belajar atau penelitian,” jelasnya.
Dalam acara ini juga dibahas kerjasama internasional yang telah dilakukan PTM-PTM tersebut. Irma mencontohkan, jika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pernah melakukan kerjasama dengan Australia atau negara lainnya pada pertemuan ini akan dibagi. “Kalau misal UMM bekerjasama dengan Australia juga seperti yang UMY lakukan bisa atau enggak. Itu yang ingin kita rumuskan, kita bagi agar semuanya bisa berjalan bersama-sama,” ujarnya.
Seluruh hasil dari pertemuan APKKM ini akan ditindaklanjuti dalam bentuk implementasi. Irma menjelaskan, pada 2017 program kerjasama itu dapat dilakukan. Harapan yang paling besar adalah dari pertemuan ini setiap peserta memiliki ciri khas masing-masing dalam disiplin ilmu kedokteran dan kesehatan.
Kolaborasi antar kampus Muhammadiyah juga bisa menjadi contoh bagi universitas lain untuk mengembangkan ilmu kedokteran dan kesehatan ini. “Jika semuanya dilakukan secara bersama-sama akan lebih mudah mencapai tujuan yang ditargetkan. Insya Allah,” pungkasnya. (jal/han)