Salah satu anggota kelompok menampil alat rancangannya. (Foto: Istimewa) |
Berangkat dari kepekaan pada kondisi petani buah siwalan, Ilham Dani, mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang (FT-UMM), menciptakan inovasi untuk mempermudah pekerjaan para petani siwalan saat memanen.
“Ide ini muncul saat saya melihat petani siwalan kesusahan dalam memanen. Apalagi saat musim hujan seperti ini. Pohon siwalan menjadi basah dan licin sehingga sukar untuk dipanjat,” terangnya.
Melihat hal tersebut, mahasiswa asal Sumatera Utara ini akhirnya membuat alat yang ia sebut sebagai Siwalan Tool Harvester. Alat ini berfungsi sebagai pemanen buah siwalan tanpa memanjat pohonnya. Selain itu ia juga percaya bahwa Siwalan Tool Harvester lebih efisien dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan tenaga mesin.
“Petani tidak perlu khawatir dengan biaya tambahan bahan bakar karena alat ini tidak menggunakan mesin. Pekerjaan jadi lebih aman tanpa menambah pengeluaran,” tandasnya.
Ilham juga mengungkapkan bahwa cara kerja alat ini cukup sederhana. Alat pemanen buah siwalan ini mengubah energi potensial pada sebuah pegas untuk nantinya diubah menjadi energi mekanik. Energi yang dihasilkan inilah yang akan memanen buah dengan mudah.
Rancangan alat Siwalan Tool Harvester. (Gambar: Istimewa) |
Baca juga: Hasil Survey FISIP UMM Jelang Pilkada Kabupaten Malang 2020
Di samping itu, ia juga menerangkan alat ini dilengkapi dengan pisau dan jaring sehingga petani tidak perlu repot dan khawatir buah akan jatuh.
“Selain tidak memperlukan mesin, alat ini memanfaatkan sebuah pegas yang diubah menjadi energi mekanik. Alat ini juga dilengkapi dengan pisau dan jaring,” ungkapnya.
Energi pegas yang ada di bagian pisau berguna untuk memotong buah siwalan. Sementara frame pada jaring berguna untuk menampung buah yang sudah terpotong.
Lebih lanjut, alat yang berhasil masuk lima besar karya terbaik pada ajang Kompetisi Mahasiswa Muhammadiyah Nasional ini juga mampu memanen buah siwalan yang sudah dipotong dengan aman. Hal itu tidak lepas dari kunci pengikat yang sudah disematkan demi keselamatan petani dan efisiensi proses panen.
Meski begitu ia tidak menampik bahwa ada beberapa hal yang bisa dikembangkan dan diperbaiki. Salah satunya adalah pemilihan bahan material. Beberapa bagian harvester masih susah ditemukan. Ukuran diameter pohon juga mempengaruhi fungsi Siwalan Tool Harvester.
Baca juga: Kemendikbud Gelar Sosialisasi Kedai Reka di UMM
“Alat ini sebenarnya sudah pernah dibuat beberapa waktu yang lalu, tapi masih dalam jumlah yang terbatas karena ada part yang susah untuk didapatkan di pasaran” jelasnya.
Terakhir, Ilham Dani berharap alat ini bisa menjadi salat satu terobosan baru bagi dunia pertanian. Terlebih lagi bagi para petani siwalan yang kesulitan dalam memanen buah karena pohonnya yang menjulang tinggi.
“Bersama alat ini, saya juga berharap tingkat kecelakaan petani saat memanjat dan memanen siwalan bisa menurun. Di samping itu juga mampu meningkatkan hasil dan keuntungan mereka seiring dengan kemudahan yang didapat dari Siwalan Tool Harvester,” pungkas mahasiswa angkatan 2016 tersebut. (nis/wil)