Smart Garden Karya Mahasiswa UMM Permudah Petani Taoge
Author : Humas | Kamis, 16 September 2021 10:06 WIB
|
Mahasiswa UMM yang menciptakan alat untuk mempermudah petani tauge. (Foto: Istimewa) |
Berawal dari kesusahan mencari taoge di pasar, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) permudah produksi taoge dengan menciptakan alat bernama Smart Garden. Berbeda dari Smart Garden yang telah ada, alat yang diproduksi mahasiswa Teknik Elektro dan Informatika ini dilengkapi oleh Internet of thing (IoT) dengan sistem pemberitahuan Telegram.
Salah satu anggota tim, Fadhilah Mileanasari menceritakan bahwa ketertarikannya pada budidaya taoge berawal dari acara memasak rawon bersama teman-temannya. Saat itu Dhila, sapaan akrabnya, sangat kesusahan mencari taoge untuk bahan pelengkap rawon. Dari kejadian itu ia mengetahui bahwa proses pembuatan taoge lumayan rumit.
“Beberapa masakan khas Indonesia seperti rawon dan pecel membutuhkan taoge sebagai bahan pelengkap. Namun sedikit orang yang mau membudidayakan taoge karena prosesnya yang rumit. Selain itu taoge lebih cepat layu dibanding sayuran lain. Sehingga para pedagang tidak mengambil banyak taoge dari pembudidaya,” ungkap mahasiswa asal Palangkaraya tersebut.
Lebih lanjut, Dhila menjelaskan bahwa Smart Garden ini bekerja untuk menyesuaikan suhu serta kelembapan dengan menggunakan sensor ds18b20 dan yl69. Ketika dihidupkan, secara otomatis alat ini akan melakukan penyiraman pada bibit kacang hijau dan mempertahankan suhu serta kelembapan di atas 40%. Dilengkapi dengan kamera dan IoT membuat para pembudidaya hanya perlu memantau kondisi taoge melalui smartphone karena semua informasi dan gambar mengenai perkembangan taoge akan dikirim lewat Telegram.
“Pada budidaya konvensional, para pembudidaya harus membuka tutup tempat taoge untuk melakukan penyiraman. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas taoge yang dihasilkan. Selain itu para petani juga kurang mengetahui suhu dan kelembapan yang bagus untuk perkembangan taoge. Karena hal tersebut, alat ini sangat membantu untuk meningkatkan kualitas taoge serta membuat siklus panen menjadi lebih cepat,” ungkap anak pertama dari tiga bersaudara tersebut.
Adapun alat ini diikutsertakan pada Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Iptek (PKM-PI) dan berhasil mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi (Kemendikti). Saat ini, Smart Garden telah digunakan oleh mitra tim yaitu kelompok tani budidaya taoge selama satu bulan dan mendapat hasil yang positif. Dalam pembuatan alat ini, Dhila ditemani oleh empat anggota lainnya yaitu Bellina Rahmamaulida Adeyani, Fia Anisa, dan Putri Khalifah Hilaliyah dari Teknik Elektro serta Wien Nurul Dewani dari prodi Informatika.
“Kedepan kami akan melakukan perbaikan-perbaikan agar dapat meningkatkan kualitas serta kapasitas dari Smart Garden. Kami juga berencana untuk mengajukan Hak kekayaan intelektual (HaKI) pada Smart Garden ciptaan kami,” tandasnya. (syi/wil)
Shared:
Komentar