Haryo Widya Darmawan memamerkan bronze medal di iENA International Trade Fair (Foto: Istimewa) |
Setelah meraih bronze medal dan Special Award of Association Polish Inventors and Rationalizers di Seoul International Invention Fair (SIIF) 2018 Korea Selatan, kali ini alat penurun temperatur ban mobil pengangkut barang Tyrender, inovasi teknologi besutan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Haryo Widya Darmawan, kembali menyabet prestasi gemilang bronze medal di iENA International Trade Fair Ideas Inventions New Products 2019 pada 31 Oktober - 3 November di Messe Nürnberg, Jerman.
Tak sia-sia saat penilaian, karyanya mendapat pujian dari para juri yang berasal dari berbagai elemen, mulai dari para engineer hingga dunia industri. Smart Tyrender benar-benar dapat menghemat pengeluaran perusahaan terkait suku cadang dan periodik penggantian ban. “Beberapa pengusaha Jerman yang memiliki usaha pengangkutan barang di Indonesia tertarik dan ingin mendiskusikan karya saya lebih lanjut ke depan,” tutur mahasiswa asal Ujung Pandang ini saat diwawancarai via WhatsApp (5/11).
Baca juga: Tyrender, Terobosan Mahasiswa UMM yang Lolos ke Ajang Inovasi Dunia
Karya Smart Tyrender yang dipamerkan di iEna International Trade Fair (Foto: Istimewa) |
Tyrender yang dipamerkan saat di Seoul International Invention Fair Korea Selatan juga menuai pujian dari berbagai kalangan. Perncapaiannya di Korea Selatan itu membawa Haryo lebih bersemangat mengikuti kontes yang lebih tinggi. Haryo menyempurnakan Tyrender dengan menambahkan fitur pembaca temperatur lingkungan. Dengan fitur tersebut, mahasiswa Teknik Mesin ini menyematkan kata “smart” pada gagasannya sehingga saat di Jerman, alat ini bertransformasi menjadi Smart Tyrender.
“Smart Tyrender secara otomatis akan menyemprotkan air ketika temperatur ban melebihi ambang batas suhu maksimal. Dengan demikian, usia ban dapat berumur lebih lama. Smart Tyrender memiliki fitur unggul berupa penyesuaian kecepatan kendaraan, manajemen daya yang cerdas dan pasokan, bobot kendaraan serta perubahan iklim yang bekerja secara otomatis,” ungkap Haryo. iENA 2019 ini menjadi kali pertama Haryo menginjakkan kakinya di negeri seribu inovasi teknologi itu.
Baca juga: Peneliti Paramadina di UMM: Agama Tak Lebih dari Alat Politik di Pemilu 2019
Selama persiapan menuju iENA 2019 di Jerman, Haryo dibimbing langsung oleh Drs. Moh. Jufri, ST., MT. Bersamanya, Haryo mengaplikasikan berbagai fitur baru yang hendak diterapkan dalam Smart Tyrendernya. Haryo mengaku, penghargaan yang diperoleh harus dibayar dengan usaha yang gigih. Ia mengurangi waktu tidur demi mengulik lebih dalam Smart Tyrender besutannya. Kedisiplinan yang tinggi juga menjadi salah satu kunci bagi anak pasangan Agus Purwanto dan Dwi Astuti ini. (mir/can)