Sulistyawati Lulus Doktor Pertanian UMM Berkat Teliti Genotipe Sorgum
Author : Humas | Rabu, 29 Juli 2020 10:12 WIB
|
Prof. Dr.Ir. Dyah Roeswitawati, MS saat menguji Sulistyawati via zoom (Foto: Rizki/Humas) |
PROGRAM Doktor Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meluluskan mahasiswanya. Adalah Sulistyawati, yang dalam disertasinya mengangkat sumber pangan alternatif dengan judul penelitian bertajuk "Variasi Genetik dan Hubungan Kekerabatan Beberapa Genotipe Sorgum Lokal Jawa Timur". Sulistyawati di sidang terbuka dalam jaringan, Sabtu (25/7), dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang dapat tumbuh dan berproduksi pada lahan kurang produktif, khususnya lahan marginal kering sehingga dapat dikembangkan sebagai alternatif pangan lokal selain beras. Produk utama sorgum adalah biji yang bisa dimanfaatkan sebagai pangan maupun pakan. “Potensi sorgum sebagai bahan pangan cukup besar, terutama untuk substitusi pangan pokok beras maupun terigu,” jelas Sulistyawati saat menjalani sidang.
Berdasarkan sejarah perkembangannya, diterangkan Sulistyawati, sorgum merupakan tanaman pangan yang sudah dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sejak lama namun saat ini mulai berkurang bahkan di beberapa daerah sudah hilang. Satu hal menarik, ada beberapa wilayah yang secara terus menerus mengusahakan sorgum lokal meskipun sangat terbatas, salah satunya Jawa Timur.
Menurut Ketua Program Doktor Ilmu Pertanian UMM, Prof. Dr. drh. Lili Zalizar, MS., unsur kebaruan dalam riset untuk bisa menuntaskan studi doktoral menjadi prasyarat utamanya. Dan pada disertasi Sulistyawati dinilainya terdapat informasi baru. Sulistyawati berhasil meneliti genotipe dari sorgum. Dia bisa mengisolasi sembilan genotipe yang ada di tanaman sorgum yang ditanam di Jawa Timur.
Sulistyawati juga berhasil mengkarakterisasi, baik secara Morfologi maupun Fisiologi. Dan dia juga meneliti kekerabatan antar genotipe yang berbeda. Dan diklaim belum ada informasi sebelumnya. "Nah, dengan diketahuinya karakter dari masing-masing gen itu kita bisa mendapatkan informasi mana yang terbaik," ujar Prof. Lili.
"Jadi penelitian Sulistyawati bagus sekali. Penelitian ini butuh konsentrasi yang tinggi. Karena itu molekuler, ya. Dan meneliti sampai dengan hubungan kekerabatan dimana ada yang Tuban, ada yang Tulungagung. Jadi kalau hubungan kekerabatannya jauh itu nanti bisa dikembangkan, bisa mempunyai potensi untuk kita rekayasa genetika. Jadi itu bagus sekali penelitiannya," terang Lili.
"Program Doktor Ilmu Pertanian ini baru menerima mahasiswa September tahun 2016. Sekarang di bulan Juli 2020 kami sudah bisa meluluskan. Belum sampai empat tahun. Alhamdullillah, kami juga baru terakreditasi lebih kurang seminggu yang lalu, pertama kali akreditasi kami langsung dapat B," kata Prof. Lili. (riz/can)
Shared:
Komentar