Tekan Angka TBC-RO, RS UMM Jadi Rumah Sakit Rujukan

Author : Humas | Kamis, 01 April 2021 13:59 WIB
Salah satu layanan RS UMM kepada pasien (Foto : Istimewa)

Kasus tingginya penyakit tuberkulosis membuat Indonesia bertengger di peringkat kedua dunia setelah India. Bahkan sebagian dari jumlah penderita yang tinggi tersebut telah mengalami resistensi obat (TBC-RO). Sayangnya, hanya sekitar 49 persen pasien saja yang sudah memulai pengobatan. Melihat hal itu, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bekerja sama dengan USAID Amerika menyusun program Mentari. Program ini bertujuan untukm membentuk jaringan rumah sakit rujukan layanan TBC-RO. Salah satu rumah sakit yang ditunjuk adalah RS Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Ditemui di kantornya, dr. Thahrir Iskandar Sp.P. selaku dokter spesialis paru RS UMM menjelaskan bahwa penunjukan ini adalah hasil dari keberhasilan RS UMM dalam menyembuhkan pasien TBC. Proses penyembuhan tersebut tentu berkat kerja keras berbagai pihak. Selain itu, pemilihan ini memang langsung dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan juga USAID tanpa ada pengajuan.

Baca Juga : Dewan Guru Besar Bahas Hilirisasi Inovasi bagi Masyarakat

Thahrir melanjutkan, Program Mentari juga merupakan bentuk kontribusi Muhamamadiyah bagi bangsa dan negara. Seiring berjalannya program ini, Muhammadiyah berusaha sebaik mungkin untuk menekan dan menurunkan angka pengidap TBC di Indonesia. “Program penanggulangan TBC ini rencananya akan berjalan dari tahun 2020 hingga 2030. Harapannya selama 10 tahun tersebut penderita TBC bisa berkurang signifikan,” tuturnya.

Baca Juga : Mahasiswa UMM Rancang Aplikasi Kesehatan Mental

Doker Spesialis paru ini kembali menjelaskan bahwa TBC-RO ini berbeda dengan TBC pada umumnya. Penderita TBC-RO lebih kebal terhadap obat ketimbang yang biasa. Hal ini membuat obat yang diberikan tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Penanganannya juga lebih sulit dan kompleks ketimbang TBC pada umumnya.

Pada akhir sesi wawancara, Thahrir berharap bahwa dengan adanya program Mentari, angka pengidap TBC yang melambugn tinggi bisa segera menurun. Utamanya angka pednerita TBC-RO.  Ia juga ingin agar RS UMM bisa menjadi opsi masyarakat untuk berobat tanpa harus bergantung kepada RS Negeri. “Semoga ditunjuknya RS UMM sebagai salah satu RS Program Mentari bisa menambah opsi masyarakat dalam hal kesehatan. Khusunya bagi mereka yang ada di Malang,” pungkas Dokter RS UMM tersebut. (haq/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image