Tim Riset Humaniora Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-RSH) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) (Foto : Istimewa) |
Sebanyak 73 dari 153 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) industri pangan di Kota Malang belum memiliki sertifikasi halal. Hal ini menjadi temuan Tim Riset Humaniora Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-RSH) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Adalah Sinta Krismaya, Ikhdazahrotuni Saaul Mufidah, Wangi Mawar Taqwani dan Yoga Adiwinata Prayitno, mahasiswa UMM yang berhasil menemukan data tersebut melalui PKM-RSH berjudul Halal Awareness: Analisis Kesiapan UMKM Industri Pangan di kota Malang dalam Mengadopsi Halal Certification.
Salah satu anggota tim Ikhdazahrotunni Saaul Mufidah menyampaikan, ada banyak tantangan yang menghambat UMKM mendapatkan sertifikasi halal. Termasuk di dalamnya yakni mengenai keuangan.
Baca Juga : Lagi, Tiga Prodi UMM Kini Terakreditasi Internasinal
“Faktor kendala yang signifikan meliputi keterbatasan sumber daya, kurangnya pemahaman tentang prosedur dan manfaat dari sertifikasi halal, serta biaya yang terkait dengan proses sertifikasi,” ujar mahasiswi dari prodi akuntansi tersebut.
Dari hasil riset, Ikhda dan tim juga menyoroti pentingnya edukasi dan pemahaman tentang sertifikasi halal. Bukan hanya dari perspektif konsumen, tapi juga dari sudut pandang produsen. Maka, perlu adanya bekal dan arahan bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan pemahaman yang cukup.
“Halal tak hanya berhubungan dengan bahan dan proses produksi saja. Tetapi juga mencakup seluruh aspek produk, termasuk nama produk,” tegasnya.
Baca Juga : Dosen UMM, Ini Plus Minus Ikut Asuransi
Menurut mereka, jika ditelisik, sertifikasi halal nyatanya dapat meningkatkan minat pembeli dan pangsa pasar. Berangkat dari temuan itulah, tim yang dibimbing oleh Fahmi Dwi Mawardi, S.E., MSA. ini berharap pemerintah bisa lebih berperan aktif. Utamanya dalam aspek sosialisasi akan pentingnya sertifikasi halal.
“Semoga temuan kami ini menjadi sumbangsih nyata bagi UMKM industri pangan di Kota Malang. Sehingga mereka bisa lebih siap dan kompeten dalam mengadopsi sertifikasi halal. Dengan demikian, masyarakat juga dapat lebih percaya dan menikmati produk halal dari kota wisata yang semakin berkembang,” pungkasnya. (Lai/Wil)