Tampilan ikon baru Pantai Ungaran yang dijadikan spot foto bagi para pengunjung yang berswa foto. (Foto: doc. Panitia) |
UNIVERSITAS Muhammadiyah Malang (UMM) terus mendorong civitas akademikanya untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Setelah Kampung Warna Warni Jodipan garapan mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi UMM, kini giliran Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Diskusi Ilmiah (UKM FDI) yang melakukan pengabdian kepada masyarakat lewat pemanfaatan keunikan salah satu destinasi wisata di Malang Selatan yaitu Pantai Ungapan.
Ketua tim pengabdian masyarakat UKM FDI, Agung Kariono menjelaskan, pengabdian masyarakat tersebut terselenggara karena bantuan dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Belmawa Ristekdikti) melalui programnya yaitu Program Hibah Bina Desa (PHBD). “Dari 300 proposal yang masuk ke Belmawa Ristekdikti hanya 120 tim yang lolos termasuk salah satunya UKM FDI ini,” jelas Agung, sapaan akrabnya.
Belmawa Ristekdikti, lanjut Agung, memberikan dana kepada UKM FDI sebesar 40 juta untuk melakukan pengabdian di tempat yang sesuai dengan proposal, yaitu Pantai Ungapan. Berdasarkan hasil survey, Pantai Ungapan merupakan satu satunya pantai yang menjadi pertemuan antara laut dan sungai. Muara tersebut biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk berenang karena arusnya yang tidak terlalu deras.
Selain itu, Agung juga menjelaskan Pantai Ungapan merupakan destinasi wisata yang tidak terawat dengan baik awalnya. Sampah berserakan, dan tepi pantai terlihat sangat kotor. Akibatnya wisatawan enggan singgah ke pantai tersebut. “Akhirnya kami berfokus pada pengolahan limbah yang dapat menaikkan perekonomian masyarakat di sekitar pantai,” ungkap mahasiswa prodi Teknik Industri UMM tersebut.
Lewat program “Limbahku Berkahku”, UKM FDI melakukan berbagai program untuk meningkatkan jumlah wisatawan. “Kalau tidak ada wisatawan otomatis tidak ada yang membeli ke warung-warung warga, maka dari itu kami membuat strategi untuk meningkatkan perekonomian dengan pengolahan sampah,” jelas Agung.
Beberapa program yang dilakukan di antaranya pelatihan pengelohan sampah dan penerapannya. Pengelohan sampah yang dilakukan yakni menjadikan sampah yang ada di pesisir pantai menjadi pupuk tanaman. Selain itu, untuk menarik kembali pengunjung dibuatlah ikon baru untuk pantai tersebut. Tulisan “Pantai Ungapan” dengan warna merah berdiri di daerah pesisir pantai. Dengan dipasangnya ikon tersebut, wisatawan lebih tertarik lagi datang ke Pantai Ungapan karena ikon tersebut dapat terlihat dari ujung jalan.
Tidak hanya pantai yang direvitalisasi, UKM FDI juga memperbaiki tempat wisata Gunung Getun yang berdekatan dengan pantai. Menaiki Gunung Getun tidak terlalu sulit, tingginya hanya 50 meter. Dari atas Gunung Getun dapat terlihat bentang pemandangan disekitar Pantai Ungapan dan Pantai Bajul Mati. “Kami juga memasang ikon dengan tulisan ‘Gunung Getun’ di atasnya, jadi wisawatan tertarik naik dan berfoto diatas gunung,” imbuh mahasiswa asli Malang tersebut. (jal/can)