Tiga Tim Dosen di Rumah Muslimah Indonesia (Rumaisa) School yang ada di Korea Selatan (Foto : Istimewa) |
Pengabdian sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak hanya berlokasi di Indonesia saja, tapi juga di mancanegara. Salah satunya yang dilakukan oleh tiga dosen UMM di Rumah Muslimah Indonesia (Rumaisa) School yang ada di Korea Selatan dengan sistem daring. Agenda yang dilaksanakan 11 September lalu ini berupaya membantu para guru untuk meningkatkan gerakan literasi berbasis profil pelajar pancasila. Selain itu untuk memotivasi anak agar tumbuh menjadi warga dunia yang berwawasan luas.
Ada tiga dosen yang tergabung dalam tim itu, yakni Arinta Rezty Wijayaningputri, S,Pd.,M.Pd., Innany Mukhlishina, M.Pd., dan Mutyas Galuh Danawati, S.Pd., M.Pd. Arinta selaku ketua tim menjelaskan, fokus utama pengabdian ini adalah memasukkan nilai-nilai kehidupan, terutama nilai-nilai Pancasila. Menurutnya, Pancasila adalah pondasi kuat untuk membangun karakter dan moral siswa. Ada beberapa materi yang sudah diberikan untuk berkontribusi memberikan pemahaman lebih.
Baca Juga : Ikri, Mahasiswa UMM yang Raih Beasiswa dari Pemerintah Amerika Serikat
Misalnya saja pada materi pertama yang mengkaji ketentuan penulisan cerita anak berbasis profil pelajar Pancasila. Arinta menjelaskan bagaimana langkah, ketentuan, hingga format penulisan yang sesuai. Para guru yang menjadi peserta juga diajak untuk praktek sehingga bisa langsung mengerti dan lebih paham.
“Kemudian kami juga membahas terkait gerakan literasi sekolah berbasis profil pelajar pancasila. Beberapa profil pelajar pancasila di antaranya beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, kritis, mandiri, gotong royong, kreatif, dan berkebhinekaan global,” katanya.
Baca Juga : Kapolda Jatim di Pesmaba UMM: Pemuda Boleh Jatuh tapi Tidak Boleh Menyerah
Pengabdian itu diapresiasi oleh Kepala Sekolah Rumaisa School Ninda Ekaristi, S.T. ia berharap, program pengabdian dari berbagai universitas, utamanya UMM, bisa menjawab tantangan-tantangan pendidikan di sana. Apalagi melihat bahwa para guru Rumaisa School merupakan seorang ibu dan istri. “Semoga apa yang disampaikan teman0teman dari UMM memberikan insight baru dan pemahaman baru tentang pendidikan berbasis Pancasila,” kata Ninda.
Ia menilai pertemuan tersebut sangat baik dan menarik, terutama terkait sharing. Kegiatan seperti itu dirasa bisa memberikan kontribusi mencerdaskan anak-anak di Korea Selatan. Utamanya anak-anak hasil perkawinan campuran. Sehingga mereka bisa mengenal Indonesia dan Pancasila. (*/Wil)