Tiga prodi UMM berhasil meraih akreditasi FIBA. (Foto:Istimewa) |
Kabar membanggakan datang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kampus Putih memperkokoh upaya internasionalisasi lewat raihan sederet program studi yang berhasil mendapatkan akreditasi internasional dari International Business Administration Accreditation (FIBAA). Prodi yang berhak mendapat segel biru itu adalah Prodi Psikologi, Prodi Manajemen, dan Prodi Ilmu Komunikasi.
Adapun FIBAA merupakan lembaga akreditasi internasional yang berbasis di Jerman. Lembaga ini berfokus pada akreditasi institusi pendidikan tinggi di bidang administrasi bisnis, ekonomi, manajemen, dan hukum. Sebelumnya, FIBAA Officer, Frederike, mengatakan ketiga prodi tersebut telah memenuhi kriteria setelah melalui proses panjang. Mulai pengusulan Self Evaluation Report (SER), pengecekan dokumen, sampai visitasi lapangan secara daring oleh para tim panel asesor.
Baca juga: Renjana Askala, Pagelaran Drama Cerita Anak dari PGSD UMM
Ada tiga aspek yang dinilai oleh FIBAA yakni content, form, dan resources. Aspek content terkait keselarasan kurikulum prodi dengan kurikulum nasional dan European Qualification Framework. Adapula aspek form yang berfokus pada implementasi kurikulum OBE dan resource yang berkaitan dengan fasilitas, dosen, dan tenaga kependidikan. Semua hal itu tertuang dalam 54 kriteria yang harus dipenuhi oleh prodi. Akreditasi FIBAA ini berlaku selama lima tahun ke depan dan bisa diperpanjang.
Wakil Rekor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. mengapresiasi capaian akreditasi FIBAA tersebut. Menurutnya, Kampus Putih UMM memang sudah waktunya untuk naik level menuju tingkat internasional. Salah satu caranya yakni dengan mendapatkan rekognisi dari berbagai pihak, baik dari aspek institusional maupun personal. Apalagi melihat sejarah dan capaian yang selama ini sudah diraih.
Sebelumnya, ada lima prodi UMM yang sudah meraih sertifikasi internasional dari Asean University Network-Quality Assurance (AUN-QA). Bahkan semua prodi di Fakultas Teknik telah mendapatkan rekognisi internasional dari Indonesia Accreditation Board for Engineering Education (IABEE). Hal ini menjadi bukti komitmen UMM untuk meningkatkan kualitas dan menjejakkan kaki di level yang lebih tinggi.
Baca juga: Diskusi Dosen UMM-Poznan Polandia, Kaji Demografi Negara
Meski begitu, Syamsul menegaskan, pihak universitas akan terus mendorong semua prodi untuk bisa mendapatkan pengakuan internasional. Misalnya saja saat ini, mayoritas prodi di Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM sedang mengupayakan proses akreditasi. Tepatnya dari lembaga yang berlokasi di Jerman yakni Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN).
“Baik Akreditasi maupun sertifikasi internasional adalah modal penting dalam upaya internasionalisasi. Selain itu, kami juga mengembangkan aspek personal seperti dosen yang harus mendapatkan pengakuan internasional pula. Baik itu dari segi jejaring akademiknya, konferensi, dan penelitiannya. Mereka harus mampu men-diseminasikan pikiran dan ide menjadi sebuah karya yang bermanfaat,” tegas Syamsul.
Di samping itu, untuk mengukuhkan upaya internasionalisasinya, UMM juga terus menambah kesempatan untuk program faculty exchange dan student mobility. Sehingga sivitas akademika bisa merasakan kehidupan kuliah di negeri orang dan memantapkan langkah-langkah internasionalisasi Kampus Putih. (wil)