Tim Mahasiswa PKM - GFK (Foto : Istimewa) |
Bencana alam seringkali menimpa wilayah negara Indonesia. Gempa, longsor, bahkan juga erupsi gunung berapi. Meski sosialisasi penanggulangan tanggap bencana sudah diselenggarakan oleh pemerintah, tingkat kesiapan tanggap bencana masyarakat masih rendah. Berangkat dari hal itu, tim Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mencetuskan sebuah program melalui Program Kreatifitas Mahasiswa – Gagasan Futuristik dan Konstruktif (PMK-GFK). Tim yang terdiri dari Vani Rizka, Resky Maharani, Septianingrum, dan Alzena Firyal itu menyebutnya dengan program Disaster Emergency Starter Pack (DISESPACK).
Tim PKM yang lolos pendanaan pada bulan Mei ini ingin agar alat ini bisa mendorong masyarakat untuk lebih tanggap bencana. Hal tersebut dapat direalisasikan melalui langkah Triple E Programs. Pertama yakni emergency backpack (ransel darurat), kemudian educate of housewives (edukasi ibu rumah tangga), dan e-socialization of disaster response (sosialisasi elektronik program tanggap bencana). Menurut Vani Rizka selaku ketua tim menerangkan bahwa meski sudah cukup matang, program tersebut membutuhkan dukungan kuat dari pemerintah. Sehingga inovasi DISESPACK tersebut bisa sampai pada masyarakat luas.
Baca Juga : Mahasiswa UMM Rancang Teknologi Optimalisasi Budidaya Lobster
Lebih lanjut, mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMM ini menjelaskan tiga realisasi program terkait. dimulai dengan emergency backpack yakni ransel darurat yang menjadi alat bantu dalam menghadapi bencana. Di dalamnya bisa ditemukan persediaan pangan dan bahan pokok. “Rencananya akan ada satu ransel di setiap rumah. Sehingga ketika terjadi bencana, tiap rumah sudah siap menghadapi dengan persediaan yang ada di dalam tas tersebut,” terusnya.
Vani juga menjelaskan terkait educate of wifehouse. Menurutnya, program tersebut masih memiliki hubungan dengan program pertama. Nantinya akan diberikan edukasi kepada para ibu rumah tangga untuk mengganti secara rutin makanan dan bahan-bahan yang akan kadaluarsa pada tas darurat itu. Hingga nanti ketika bancana alam melanda, stok bahan pangan dan kebutuhan sudah terjamin dengan aman. Terakhir, yakni e-socialization of disaster response yakni aktivitas sosialisasi. Tidak hanya dari pemerintah saja tapi juga bisa dari pihak lain. “Bisa melalui media sosial atau alat informasi lainnya. Inginnya kami juga mengutamakan masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana,” tegasnya menerangkan.
Baca Juga : Mahasiswa UMM Ciptakan Wastafel Canggih Kaya Fitur
Terakhir, Mahasiswa kelahiran Pasuruan ini juga berharap agar program DISESPACK dapat disosialisasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Timnya juga akan menyebarkan edukasi dan program tersebut melalui video animasi yang dikemas dengan menarik. Hal itu dilakukan agar edukasi tersebut bisa dipahami dengan mudah oleh semua kalangan. “Sosialisasi tanggap bencana ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dilakukan oleh pihak yang berwajib seperti BNPB. Kemudian juga bisa dilaksanakanoleh pihak lain melalui media elektronik yang sebagian besar menggunakan media sosial,” tuturnya mengakhiri. (haq/wil)