Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pengembangan Permen Anti Diabetes (Foto : Istimewa) |
Diabetes menjadi salah satu penyakit penyebab kematian terbesar di dunia. Namun penanganan di masyarakat hanya sebatas membatasi asupan gula atau melakukan suntik insulin. Berangkat dari hal tersebut, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan inovasi berupa permen jeli sebagai upaya preventif, utamanya di kalangan anak-anak.
Menariknya, ide yang dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini berhasil lolos dan didanai Kemdikbud-Ristek RI. Adapun tim tersebut terdiri dari mahasiswa jurusan Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Ketua tim PKM, Herlina Diah Ayu Rosita mengatakan, permen jeli ini dibuat dengan bahan dasar ekstrak zerumbone pada lempuyang dengan xylitol ampas tebu. Pemilihan bahan ini tidak lepas dari realita bahwa kandungan lempuyang memiliki khasiat yang dapat dijadikan alternatif pengontrol gula darah.
Baca Juga : Dosen Ekonomi UMM Jelaskan Efek Naiknya Tarif Potongan Ojol
“Apalagi, bahan ini sangat mudah didapatkan dan diperjualbelikan di pasar dengan harga yang terjangkau. Sehingga semua kalangan bisa dengan mudah menemukan dan menggunakannya,” tambahnya.
Herlina, begitu ia kerap disapa, menjelaskan bahwa masyarakat hanya diminta membatasi asupan gula untuk mengantisipasi diabetes. Selain itu juga melajukan suntik insulin. Padahal, hal itu memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga mereka yang memiliki ekonomi rendah tidak da[at memenuhi kesehatan tubuhnya,” katanya menambahkan.
Sejauh ini, menurut Herlina belum ada penelitian yang membahas ekstrak zerumbone pada lempuyang dengan xylitol ampas tebu. Beberapa di antaranya hanya membahas mengenai anti hyperglycemia dengan ekstrak jahe yang hanya mengurangi kadar gula darah yang tinggi pada tubuh.
Baca Juga : Webometrics Rilis Raport UMM Kampus Terbaik se-Jatim
Hingga saat ini, PKM-RE ini sudah masuk ke tahap pengesktrakan tumbuhan lempuyang wangi dan fermentasi xylitol. Ia mengaku, timnya cukup kesusahan mencari daftar referensi yang bagus dalam melakukan metode pembuatannya.
“Iya, permen jeli ini masih dalam tahap pengembangan dan penelitian. Tapi saya yakin, dalam waktu dekat produknya sudah bisa diproduksi dan dicoba,” katanya optimis.
Terakhir, Ia dna tim berharap, inovasi permen jeli ini bisa merubah perspektif masyarakat tentang permen yang biasanya dinilai tinggi gula. Selain itu juga menekan angka anak-anak yang potensial terkena penyakit diabetes di masa muda bahkan saat tua nanti. (Ri/Wil)