Proses syuting film An Offering to Soul (Foto: Istimewa) |
Setelah sukses dengan film Bumi dan Rekah, Meraki Visual kembali mengharumkan nama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui film terbarunya yaitu An Offering to Soul. Film tersebut berhasil menyabet juara tiga pada pagelaran Movie Production Club (MPC) Film Festival 2021 yang diadakan oleh Universitas Pelita Harapan (UPH) pada Sabtu lalu (5/6). Dalam film ini, Meraki Visual diwakili oleh lima orang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yaitu, Muhammad Izzuddin Febrianta, Ahmad Anis naufal, Irawan Ardi Wicaksono, Udaimatun Nur Farahin, dan Kiki Rahma Ardiansyah.
Film berdurasi satu menit lima detik ini mengisahkan tentang perselisihan yang terjadi di pasar akibat terpuruknya ekonomi saat pandemi. Sutradara film An Offering to Soul, Udin, berkata bahwa penemuan ide cerita ini memakan 50% waktu produksi film.
Baca juga : UMM 10 Besar PTN-PTS Penerima Hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka 2021
“Kita baru tahu festival ini H-7 penutupan karya. Pemilihan ide cerita merupakan hal yang paling memakan waktu diantara semua proses produksi. Selama empat hari kami mempertimbangkan tiga ide cerita untuk digarap, lalu yang terpilih adalah An Offering to Soul ini,” kata Udin.
Mahasiswa kelahiran Jombang ini kembali bercerita bahwa di sisa waktu yang ada ia dan tim harus merampungkan proses syuting dan editing. Udin bercerita bahwa dalam film ini hanya terdapat satu shot saja. Jadi proses syuting harus terus menerus diulang sampai mendapat shot yang bagus.
Baca juga : Cerita Dosen HI UMM Studi di Turki
“Karena hanya terdapat satu shot berdurasi satu menit, kadang para pemain lupa akan dialog atau intonasi suara. Oleh sebab itu, kami memerlukan fokus yang tinggi untuk mengatur kondisi pemain, lokasi syuting, maupun kru. Kami merampungkan proses syuting dalam waktu satu hari dan untungnya h-6 jam sebelum pendaftaran ditutup, film sudah selesai diedit,” ujar anak terakhir dari tiga bersaudara tersebut.
Diakhir wawancara, Udin berkata melalui film An Offering to Soul, dirinya dan tim ingin menyampaikan pesan untuk mensyukuri hal-hal kecil di situasi yang serba sulit. “Tentu kami tidak ingin berhenti sampai di sini saja. Harus ada prestasi lain yang kami ukir agar bisa menggarap film yang dapat mengedukasi masyarakat," tandasnya. (syi/wil)