Tim Mekatronic UMM di KKCTBN 2021 (Foto: Yafi/Humas) |
Kabar membanggakan datang dari Kampus Putih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dua tim Mekatronic UMM berhasil memborong berbagai kejuaraan dalam perhelatan Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2021 yang berlokasi di Taman Rekreasi Sengkaling, Malang. Terhitung, tim UMM berhasil memenangkan lima penghargaan dalam lomba yang ditutup pada Sabtu (23/10) lalu. Oktober lalu. Beberapa di antaranya adalah juara 1 kategori Full Engine Remote Control (FERC), juara 3 kategori Electric Remote Control (ERC), dan best desain FERC. Mereka juga berhasil mendapatkan juara satu Fun Battle di masing-masing kategori.
Pada penutupan KKCTBN, Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. selaku Wakil Rektor I UMM yang menjadi tuan rumah sempat menjelaskan dua makna perhelatan kompetisi ini. Pertama, yakni sebagai pengingat akan keunikan budaya bahari yang dimiliki oleh Indonesia. Menurutnya, masyarakat sudah cukup lama membelakangi laut padahal Indonesia memiliki keunggulan bahari. Kedua, ia menekankan akan inovasi yang ditunjukkan oleh para peserta mahasiswa.
“Tentu para mahasiswa ini memiliki potensi luar biasa yang akan dimanfaatkan untuk memperkuat budaya bahari kita di masa depan,” tegasnya.
Sementara itu, ditanya ihwal kemenangan, salah satu anggota tim Mekatronic UMM Mochamad Faizal Hazmi menilai kunci dari keberhasilan ini adalah kepercayaan diri yang bagus. Khususnya kepercayaan akan sesama anggota tim dan kemampuan kapal yang diciptakan. Meski begitu, ia juga sempat merasa khawatir karena kurangnya jam terbang yang dimiliki oleh para mahasiswa tim Mekatronic UMM.
“Apalagi saat kami berlatih, kapal yang kami rakit sempat menabrak dan hancur. Beruntung kami bisa bangkit membangun kembali kapal yang akhirnya menyabet juara di KKCTBN ini,” tuturnya.
Faiz, panggilan akrabnya juga menjelaskan jangka waktu perakitan kapal yang ikut berkompetisi. Menurutnya, waktu paling lama yakni melakukan riset terkait bagaimana merakit kapal yang bagus dan stabil sehingga bisa meraih kemenangan.
Baca juga : Para Wakil Dekan Baru UMM Resmi Dilantik
Mahasiswa asli Malang ini juga menjelaskan mengenai perbedaan kategori ERC dan FERC. Kapal kategori ERC menggunakan baterai sebagai sumber tenaganya. Sementara FERC menggunakan bahan bakar bensin untuk menggerakkan mesin kapal. Kedua tipe tersebut sama-sama dikendalikan oleh remote control yang dipegang oleh anggota tim. Uniknya, pada tahun ini kapal peserta juga diharuskan memiliki fitur pembidik sasaran.
“Kompetisi ini sangat seru, apalagi ada konsep fun battle yang mempertemukan peserta untuk melakukan balapan di lintasan yang disediakan,” ungkap mahasiswa Teknik Mesin tersebut.
Sementara itu, Mohamad Irkham Mamungkas ST. MT., salah satu dosen pembimbing tim Mekatronic UMM bersyukur akan kemenagan yang diperoleh. Menurutnya, keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras mahasiswa dan pihak-pihak yang membantu. Ia mengatakan bahwa pada tahun lalu, tim-tim yang UMM kirimkan hanya mampu meraih juara dua di beberapa kategori. Hal itu jugalah yang membuat mereka penasaran dan ingin meraih juara pertama.
“Tahun lalu kami hampir saja menjadi juara pertama namun skor kami tersalip di detik-detik akhir. Namun alhamdulillah tahun ini kami bisa mendapatkan juara pertama di kategori FERC, juara ketiga kategori ERC dan beberapa juara lainnya,” ungkapnya.
Baca juga : Dosen UMM Latih Masyarakat Manfaatkan Limbah Jadi Pakan Unggas
Irkham kembali menuturkan bahwa bantuan dari para senior mahasiswa juga memberikan ketenangan bagi anggota tim Mekatronic UMM yang berlaga. Menurutnya, proses diskusi dan bimbingan dari para senior mahasiswa menjadi salah satu faktor penting kemenangan ini.
Meski begitu, ia tidak menampik bahwa tim yang ia bimbing sempat mengalami hambatan. Sebut saja kapal yang tenggelam saat percobaan hingga persiapan mendadak untuk menambahkan fitur pembidik sasaran. Beruntung, kedua hal tersebut bisa diatasi dengan cepat dan tepat. Dijelaskan Irkham, para mahasiswa berinisiatif dengan baik sehingga tenggelamnya kapal tidak terjadi lagi.
“Mereka juga sanggup memecahkan bagaimana cara menambahkan fitur pembidik hanya dalam waktu dua hari. Semua tentu diperoleh berkat perjuangan keras para anggota tim,” tegasnya.
Terakhir, dosen Teknik Mesin itu berharap agar Meaktronic UMM tidak jumawa. Ia ingin agar mahasiswa terus mengupgrade pengetahuan dan mampu mempertahankan juara di tahun depan. Begitupun dengan usaha untuk meraih kemenangan di kategori-kategori lainnya seperti desain dan kapal selam autonomous. (wil)