Tim Metaverse Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Perusahaan Satwa Sehat Indonesia menginisiasi teknologi metaverse dalam dunia hewan (Foto : Istimewa) |
Mengadopsi teknologi mutakhir, tim metaverse Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Perusahaan Satwa Sehat Indonesia menginisiasi teknologi metaverse dalam dunia hewan. Kegiatan tersebut berlangusng sejak bulan Agustus 2023 lalu hingga saat ini. Uniknya, gagasan tersebut muncul di tengah perbincangan santai yang terjadi antara tim program studi teknik informatika dengan pihak perusahaan.
Didih Rizki Chandranegara S.Kom., M.Kom. selaku dosen yang turut serta dalam pengabdian ini mengatakan, keterlibatan prodi Informatika dalam proyek ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi metaverse yang saat ini telah merambah berbagai sektor. Namun, dalam bidang kesehatan hewan, aplikasi metaverse belum pernah dikembangkan sebelumnya.
Baca Juga : Bedah Buku Tak Kenal Maka Taaruf di UMM: Mengkaji Perbedaan Sastra antar Zaman
Lebih lanjut, Didih mengungkapkan, keputusan untuk mengajukan kegiatan ini sebagai bagian dari pengabdian berbasis Center of Excellence (CoE) yang menandai komitmen mereka untuk memberikan kontribusi berkelanjutan dalam perkembangan teknologi terapan. Adapun platform ini memungkinkan adanya simulasi operasi hewan secara virtual. Para calon dokter hewan dapat memperoleh pengalaman praktis yang mendekati situasi asli tanpa perlu mengorbankan hewan asli. Selain itu, aplikasi ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang komprehensif mengenai struktur anatomi hewan bagi berbagai kalangan, tidak hanya profesional kesehatan hewan.
“Jadi para calon dokter dna tenaga kesehatan sektor kedokteran hewan bisa mendapatkan pengalaman yang bagus dan menarik,” jelasnya.
Adapun Pengabdian ini turut melibatkan tim metaverse yang terdiri dari pimpinan prodi, beberapa dosen, mahasiswa tingkat akhir, dan alumni informatika UMM. Keterlibatan tim metaverse dari prodi Informatika tidak hanya sekedar memperkenalkan teknologi terbaru, tetapi juga sebagai wujud nyata dari kolaborasi lintas disiplin ilmu. Para pemangku kepentingan, baik dari akademisi maupun praktisi di industri kesehatan hewan, secara aktif terlibat dalam setiap tahapan pengembangan aplikasi ini.
Baca Juga : Ini Sosok Ike, Wisudawan Berprestasi UMM yang Lulus tanpa Skripsi
Langkah-langkah implementasi yang diambil meliputi serangkaian pertemuan untuk menyusun strategi kolaborasi dengan pihak klinik hewan, memetakan data, merancang aplikasi dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keterbatasan yang ada, hingga uji coba dan peluncuran resmi aplikasi. Proses ini melibatkan diskusi mendalam antara tim pengembang dan pengguna potensial untuk memastikan bahwa aplikasi metaverse yang dihasilkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan.
“Metaverse di bidang kedokteran hewan ini masih terus dikembangkan untuk bisa mencapai potensi terbaiknya. Upaya ini tidak hanya merupakan sebuah proyek teknologi semata. Namun, bisa menjadi sebuah langkah progresif dalam memanfaatkan inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan dan pendidikan di bidang kesehatan hewan," tutupnya. (Rev/Wil)