Foto Ilustrasi UMM |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus memberikan kontribusi nyata pengabdian kepada masyarakat. Kali ini, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) melangsungkan Sosialisasi Pengolahan Pakan Ikan dan Penyerahan Mesin Pelet Pakan Ikan. Adapun PPDM ini digarap oleh Riza Rahman Hakim, S.Pi, M.Sc. (Akuakultur), Machmud Effendy, ST, M.Eng (Teknik Elektro) dan Beti Istanti Suwandayani, S.Pd., M.Pd (PGSD). Bertempat di Rumah Lurah Desa Parangargo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, pada Kamis (4/11) lalu.
Prawoto S.Sos selaku Lurah Desa Purwoargo mengatakan bahwa sosialisasi pengolahan pakan dan penyerahan mesin pencetak pelet ikan ini dirasa bisa membantu budidaya ikan di tempatnya. Menurutnya, pengeluaran terbesar dari budidaya ikan air tawar adalah dari aspek pakan. Maka hadirnya hibah alat ini tentu dinilai bisa menghemat biaya tersebut.
“Saya selaku lurah sekaligus mewakili masyarkat Desa Purwoargo berterimakasih atas hibah mesin pencetak pelet ikan yang nantinya akan membantu proses budidaya ikan air tawar,” ucapnya.
Turut hadir pula Ir. Rini Pandan Arum selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pembudidayaan Ikan, Dinas Perikanan Kabupaten Malang. Ia memaparkan bahwa Dinas Perikanan berupaya mengembangkan jenis budidya ikan di kolam air deras. Sampai saat ini, pengembangan ini masih berada pada tahap uji coba di Desa Sanankerto, Turen. Rencananya, pihak Dinas Perikanan akan melakukan ujicoba pula di Desa Parangargo.
Rini berharap, sinergisitas antara UMM, pemerintah dan masyarakat bisa terus dijalin. “Saya kira mesin ini bisa menekan pengeluaran warga pembudidaya ikan yang biasanya hamper mencapai 60 persen dari total pengeluaran,”tegasnya melanjutkan.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Yus Mochamad Cholily, M.Si selaku Direktur DPPM UMM mengatakan bahwa program ini menggaet beberapa pihak seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud – Ristek). Ia juga mengatakan bahwa kelangsungan program ini didukung oleh pemerintah selama tiga tahun ke depan.
“Daripada disimpan di kampus saja, alangkah baiknya ilmu ini bisa dituangkan dan diimplementasikan di masyarakat. Harapannya, warga bisa merasakan manfaatnya secara langsung,” ujarnya.
Yus sapaan akrabnya kembali menceritakan bahwa sebelumnya, pihaknya juga telah menyelenggarakan program pengembangan budidaya lele dengan sistem biona. Dari situ, mereka dapat melihat bahwa ada banyak aspek yang harus dipenuhi agar budidaya itu berhasil. Mulai dari bibit, pakan ikan dan airasi. Budidaya ini juga membutuhkan listrik yang kuat, maka mereka memasang solar cell sebagai penunjang listrik.
“Saya rasa pakan menjadi salah satu pengeluaran yang paling banyak menghabiskan. Maka dengan adanya mesin pelet ikan ini bisa menekan pengeluaran proses budidaya. Pun juga bisa menjadi sumber penghasilan tambahan melalui suplai pakan ikan,” jelasnya. (/will)