Tim PPUPIK Prodi Peternakan UMM Kembangkan Jamu Herbal untuk Ternak

Author : Humas | Sabtu, 24 Oktober 2020 13:13 WIB
Tim PPUPIK Program Studi Peternakan UMM (Foto Istimewa)
USAHA Pemerintah untuk dapat mencapai swasembada produk ternak (daging, susu dan telur) perlu didukung dengan melakukan usaha ketahanan pakan ternak di Indonesia. Sehingga, pakan untuk ternak dapat tersedia secara kontinu dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta dengan harga yang murah. Kualitas pakan ternak menentukan kesehatan ternak yang pada gilirannya mempengaruhi kesehatan manusia sebagai konsumen. 
 
Selanjutnya guna meningkatkan produktifitas ternak, penggunaan feed additive menjadi salah satu alternatif pilihan untuk ditambahkan pada pakan ternak, salah satunya adalah antibiotik. Antibiotik banyak digunakan sebagai growth promotor (AGP) dalam pakan ternak di seluruh dunia untuk memacu pertumbuhan ternak agar dapat tumbuh lebih besar dan dalam waktu yang lebih cepat serta untuk mencegah terjadinya infeksi. 
 
Namun, penggunaan AGP dalam pakan memberikan dampak negatif dan sangat merugikan, baik dari segi ekonomis maupun kesehatan masyarakat. Beberapa dampak negatif penggunaan antibiotik sintetis, antara lain membatasi pertumbuhan dan kolonisasi sejumlah bakteri usus yang menguntungkan, termasuk Lactobacillus (pensilin), Bifidobacteria (Ampicillin), Boeteroides (Clindamycin) dan Enterococci (Kanamycin). 
 
Baca juga: Dirjen Dikti: Kemajuan Dunia Ditentukan oleh Inovasi
 
Selain menyebabkan resistensi, AGP juga sering menyebabkan residu antibiotik dalam daging dan organ-organ visceral, yang sangat mungkin bisa mengganggu keamanan pangan asal daging khususnya daging unggas. Jamu sangat memungkinkan sebagai pengganti AGP dalam pakan ternak, yang bersifat alami, tanpa efek samping, karena dalam herbal terkandung berbagai zat aktif (fitobiotik), antara lain : terpenoid, phenolic (Tanin), glikosida dan alkaloid (alkohol, aldehida, keton, ester, eter, lakton). 
 
Fitobiotik tersebut secara sinergi bisa merangsang enzim pencernaan endogen, bertindak sebagai antioksidan, agen antimikroba atau imunomodulator. Indonesia terkenal sebagai negara  yang kaya akan flora, ditemukan beberapa ribu jenis tanaman obat  di Indonesia yang sangat potensial digunakan sebagai bahan pakan tambahan (“feed suplement”) maupun sebagai “feed additive”. 
 
Tim PPUPIK (Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus) Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah berhasil mengembangkan jamu herbal untuk ternak melalui perolehan Hibah Kementerian RISTEK/BRIN tahun 2020. Kegiatan ini dikemas dalam unit usaha dan dikembangkan di lingkungan Technopark Prodi Peternakan UMM, dengan tujuan meningkatkan peran Laboratorium Peternakan sebagai sarana penting mendukung tercapainya visi, misi dan tujuan institusi.
 
Program ini diketuai Dr. Ir. Adi Sutanto. MM dengan latar belakang keilmuan bidang Agribisnis Peternakan. Program ini juga dikuatkan oleh tim ahli bidang Pakan Prof. Dr. Wahyu Widodo. MS., bidang Kesehatan Ternak Dr. Drh. Imbang Dri Rahayu. M.Kes., bidang Pengembangan Sumber Daya Dr. Tri Sakti Handayani. MM. dan Ahli Teknologi Pangan Apriliana Devi Anggraini. MSc.
Jamu ternak PPUPIK yang bernama SIYUNA (Foto: Istimewa)
 
Jamu ternak PPUPIK yang dikembangkan dengan merek SIYUNA merupakan produk jamu ternak yang saat ini diformulasikan khususnya untuk ternak ayam dan sedang dikembangkan pula untuk ternak non-unggas. Tim PPUPIK Prodi Peternakan UMM juga saat ini sedang membangun kerjasama dengan pelaku usaha dan kelompok peternak yang berorientasi pada pengembangan ternak berbasis herbal.
 
Baca juga: UMM-JTP Group Teken Kerjasama Pengembangan Batu Love Garden
 
Produk jamu herbal Siyuna berbahan baku: jahe, kencur, kunyit, laos, le,puyang dan kunyit, yang ditujukan untuk peningkatan produktivitas (Siyuna Jaga Produktif), guna peningkatan nafsu makan (Siyuna Jaga Rakus) dan menjaga sehat (Siyuna Jaga Sehat). Produk jamu herbal tersebut saat ini sudah dikembangkan dan dapat dengan mudah didapatkan pada media online baik tokopedia maupun shopee. 
 
“Melalui unit usaha jamu ini juga diharapkan bisa meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja bagi mahasiswa jurusan Peternakan khususnya terkait dengan program PUP di jurusan Peternakan UMM, menumbuhkan budaya komersialisasi hasil penelitian dosen maupun mahasiswa di jurusan Peternakan UMM dan membangun kerjasama dengan pelaku usaha yang bergerak dalam pemasaran produk pangan  organik,” ungkap Adi, ketua program. 
 
Program Unit Usaha Jamu herbal untuk ternak ini secara umum adalah terbentuknya unit usaha di Laboratorium Peternakan berbasis produk intelektual dosen, produk jamu ternak komersial yang terjual dan menghasilkan pendapatan bagi Laboratorium Peternakan, paten, wirausaha-wirausaha baru berbasis Ipteks sehingga diharapkan dapat memberi dampak berkembang dan meluasnya budaya kewirausahaan dan pemanfaatan hasil riset maupun pendidikan di Laboratorium Peternakan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. 
 
“Selain itu, tujuan dari program unit usaha jamu herbal untuk ternak ini adalah updating ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi ini pendanaannya oleh Kemenristek/BRIN  dan hasil program pengembangan usaha produk intelektual kampus  (PPUPIK). selain dalam bentuk kinerja yang berbasis ekonomi, capaian akademik yang dihasilkan disebarluaskan dalam bentuk artikel ilmiah dalam Jurnal/Majalah Internasional,” pungkas Adi. (*/can)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image