Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (FEB UMM) Novi Puji Lestari SE., M.M . (Foto: Istimewa) |
Akhir-akhir ini, muncul banyak jutawan dan milyarder yang masih berusia muda. Baik mereka yang ada di Indonesia maupun mancanegara. Hal itu menarik perhatian Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (FEB UMM) Novi Puji Lestari SE., M.M. Menurutnya, pebisnis harus memiliki ketertarikan bidang wirausaha dan juga jiwa entrepreneurship.
“Dalam berbisnis, kita harus tahu kapan untung dan kapan rugi. Sayangnya banyak orang yang belum paham akan hal itu,” katanya.
Baca juga: Mahasiswa UMM Juarai Lomba Debat yang Diselenggarakan Kemdikbudristek RI
Novi, sapaannya, mengatakan bahwa jiwa kewirausahaan sebenarnya bisa ditumbuhkan. Salah satunya melalui lingkungan yang mendukung. Meski demikian, keinginan yang kuat tak lantas menjadi syarat utama. Perlu beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan agar seorang pebisnis pemula memiliki peluang sukses dalam usahanya.
Pertama, tidak boleh gengsi atau malu dalam berbisnis. Bisnis tidak akan berjalan jika kita hanya diam saja tanpa mempromosikannya. Jika malu, bagaimana produk yang dijual bisa laku. Lalu yang kedua adalah kemauan dan kemampuan untuk belajar mengatur keuangan dengan baik. "Perlu sikap profesional dan disiplin agar uang bisnis dan uang pribadi tidak tercampur," tegasnya.
Kemudian yang ketiga adalah tidak boleh menyerah. Novi menegaskan bahwa berbisnis memang bukan perkara mudah. Banyak resiko yang dihadapi, contohnya saja seperti mendapat kerugian. Namun, hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk menyerah dan berhenti.
Menurutnya, saat mendapat masalah, para pebisnis muda harus mengevaluasi. Kudian memperbaikinya secara bertahap. Lalu yang terakhir adalah tempat. Novi menjelaskan bahwa secara teori, tempat menentukan sukses tidaknya suatu bisnis. "Marketing mix atau bauran pemasaran ini intinya ada 4P dan harus ada jika kita ingin mendirikan usaha. Salah satunya adalah place atau tempat usaha yang strategis," tambah Novi.
Baca juga: Sosok Oman Sukmana, Guru Besar Baru Kesos UMM
Variabel pertama dalam marketing mix yaitu place (tempat). Semakin mudah dijangkau orang dan pelanggan, maka semakin besar kemungkinan untuk sukses. Meski demikian, seiring berkembangnya teknologi, tempat kini tidak lagi menjadi prioritas utama. Karena usaha yang tidak memiliki tempat strategis, dapat menjalankan promosinya melalui berbagai platfom media online dan sistem delivery.
“Jadi tempat bukan lagi menjadi prioritas dalam meraih kesuksesan, namun bagaimana cara kita memanfaatkan teknologi sebagai wadah dalam berbisnis menjadi hal yang lebih penting,” tandasnya.
Kemudian yang kedua ialah product (produk). Semakin berguna dan unik suatu produk maka semakin membuat calon konsumen tertarik untuk membeli. Ketiga adalah price (harga) yang biasanya menjadi tolok ukur kualitas suatu barang. Sebagian konsumen akan berpikir bahwa semakin tinggi harganya maka akan semakin bagus kualitasnya.
“Lalu yang keempat ialah promotion (promosi). Era digital sangat membantu untuk menjalankan promosi, baik yang berbayar maupun yang gratis. Mau sebagus apapun tempatnya, seberkualitas apapun produknya, seterjengkau apapun harganya, tapi jika tidak dipromosikan maka orang tidak akan tahu bisnis yang kita miliki," jelasnya. (dev/wil)