UMM Adakan Workshop Pengembangan Kerjasama Internasional

Author : Humas | Sabtu, 17 Desember 2016 12:26 WIB
Kepala KPPA UMM Dr Ainur Rofieq MKes saat menyampaikan raihan internasional yang telah dicapai UMM.

KEPALA Kantor Pengelola dan Pengendali Akreditasi (KPPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Ainur Rofieq MKes menyatakan, setelah sebelumnya menjadi satu-satunya kampus swasta di Indonesia yang meraih sertifikasi sebagai associate member of ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA), saat ini UMM tengah mempersiapkan Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET).

Untuk itu, kata Rofiq, UMM terus berupaya melakukan continuous improvement melalui berbagai memorandum of understanding (MoU) dan memorandum of agreement (MoA) dengan beberapa kampus di luar negeri, serta melakukan pelaporan-pelaporan terkait program yang dijalankan UMM serta raihan internasional yang berhasil dicapai. Hal itu diungkapkan Rofiq pada kegiatan Workshop Kerja Sama Internasional UMM yang digelar di Hotel UMM Inn, Sabtu (17/12).

Kasubdit Kerjasama Perguruan Tinggi Kemenristek Dikti Purwanto Subroto PhD  yang hadir pada kegiatan ini memaparkan, ada beberapa program yang disediakan Kemenristek Dikti untuk mendorong pengembangan kerjasama internasional bagi universitas di Indonesia. Pertama, kata Purwanto, yakni perluasan peluang kerjasama perguruang tinggi. Sub program join working group misalnya, yang saat ini telah bekerja sama dengan kampus-kampus di Jepang, Australia, Perancis, China, New Zealand, Taiwan, UK, dan USA.

Kedua, UMM juga dapat mengikuti pameran pendidikan tinggi dalam pengembangan network melalui NAFSA Association of International Educators dan European Association for International Education (EAIE). Dengan mengikuti pameran ini, UMM dapat menjaring calon mahasiswa asing ke Indonesia. Dalam hal ini, Kemenristek Dikti siap memfasilitasi kerjasama internasional serta menyediakan aplikasi online perijinan mahasiswa asing untuk studi di Indonesia.  Sejak beberapa tahun lalu, UMM pun telah mengikuti beberapa kali pameran Indonesia Higher Education Expo (IHEE). 

Kemenristek Dikti juga melakukan klasifikasi peringkat universitas di Indonesia, memberi dukungan mobilitas mahasiswa, serta menyediakan aplikasi pelaporan mahasiswa. “Pada 2017 UMM saya harapkan telah memiliki program join degree dengan minimal satu atau dua program studi dengan salah satu kampus luar negeri,” dorong Purwanto  dalam pemaparannya.

Rektor UMM Fauzan dalam sambutannya mengatakan, perjalanan panjang telah dilakoni UMM terkait kerjasama luar negeri. Namun, upaya ini tak berhenti. Saat ini, UMM tengah menggagas kelas internasional dan memetakan skema beasiswa. Terbaru, Rabu (14/12) kemarin, UMM baru saja meluncurkan Pusat Studi ASEAN. “Pusat studi ini akan berperan menjadi pilar penyangga akademik,” terangnya.

Fauzan menekankan, saat ini UMM berada pada tahap pemetaan potensi di segala bidang. Rektor berharap, ada pemikiran-pemikiran integratif dari masing-masing unit, khususnya program studi sehingga menghasilkan ide-ide untuk mem-branding UMM menjadi kampus yang marketable terkait ‘penjualan’ hasil-hasil risetnya. “DPPM bisa membentuk bidang pengembangan hasil riset untuk menindaklanjuti hal ini,” ungkap Fauzan.

Identifikasi pemetaan ini, lanjut Fauzan, merupakan modal kuat untuk membangun kerjasama internasional. Ke depan, UMM mencanangkan akan menggelar festival hasil riset sekaligus mengundang para pelaku industri. (ich/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image