Tampilan masker kain yang dilengkapi tisu serat yang bisa digantu. (Foto: Istimewa) |
Langkanya masker di pasaran menggerakkan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) agar tetap bergeliat di tengah wabah Covid-19.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sendiri mulai menganjurkan penggunaan masker, tidak hanya bagi yang sakit tapi juga mereka yang sehat. Kebutuhan masker pun meningkat.
Fachrudin selaku pendamping UKM binaan UMM menyatakan, selain akan disalurkan secara gratis ke berbagai fasilitas kesehatan yang membutuhkan, masker berbahan kain katun ini juga diproduksi untuk komersil.
Baca juga: Prodi Teknik Industri UMM Raih Akreditasi Internasional
Awalnya, produksi masker kain ini hanya untuk kalangan sendiri, yakni UMM. Hanya saja, banyaknya permintaan dari berbagai pihak mendorong UMM untuk memproduksi masker kain ini secara masal.
Kelebihannya, masker kain ini terdiri dari 3 lapis. Dua lapis kain katun, dan selapis tisu serat. Uniknya, tisu serat sebagai pelapis bagian dalam ini bisa diganti setiap waktu dan diklaim mendekati standar kesehatan.
"Makenya juga nggak ribet dan bisa menutup bagian mulut dan hidung dengan sempurna," ungkap Fachruddin, Minggu (5/4), saat diwawancarai via WhatsApp.
Baca juga: Drone Canggih UMM Bantu Semprot Disinfektan di Pasuruan
Sejak ada himbauan dari pemerintah untuk menggunakan masker kain, pesanan semakin banyak berdatangan. Tidak hanya unsur pemerintahan, melainkan juga dari swasta. Di antaranya dari Sidoarjo, Jember, Kediri, dan Surabaya.
Selain masker, penjahit konveksi rumahan binaan UMM juga diberdayakan untuk memproduksi Alat Pelindung Diri (APD), kerjasama UMM dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dibantu sejumlah penjahit, UKM binaan UMM dalam sehari bisa menghasilkan 50-100 APD. Saat ini, mereka sedang mengebut pengerjaan 1000 APD. (can)