Prof. Madya Ts Dr Mohd Hanafi Ahmad Hijazi dalam International Guest Lecture yang diadakan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (Foto: Syifa Humas) |
Perkembangan teknologi khususnya di bidang pertanian dan peternakan sangat dibutuhkan. Selain dapat memperbanyak jumlah produksi, pengembangan teknologi di dua bidang tersebut juga akan meringankan masalah petani dan peternak. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Madya Ts Dr Mohd Hanafi Ahmad Hijazi dalam International Guest Lecture yang diadakan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (02/11). Kegiatan yang bertempat di GKB 4 Lantai 9 ini mengambil topik pembahasan mengenai peranan teknologi dalam tiga bidang besar, yaitu smart agriculture, virtual citizenship, dan the role of gamification.
Lebih lanjut, Hanafi sapaanya menjelaskan bahwa ada beberapa keuntungan dari penerapan teknologi di bidang agriculture. Pertama, dapat meningkatkan hasil tanaman meskipun lahan yang dipakai kecil. Selanjutnya adalah pengoptimalan panen dan juga pemberantasan gangguan saat bertani dan beternak. Ketiga adalah penggunaan data untuk meramalkan berbagai kejadian di masa depan seperti waktu panen, jumlah panen, maupun mendeteksi adanya penyakit pada tanaman dan hewan sebelum menyebar.
Baca juga: Ini Keaktifan Amcor UMM, Beberkan Cara Belajar di US hingga Program Inovatif
“Tingkat populasi manusia di masa yang akan datang akan terus bertambah. Oleh karenanya, kita memerlukan lebih banyak pasokan makanan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Sementara itu, lahan pertanian dan peternakan semakin berkurang. Karenanya, pemanfaatan teknologi untuk mengoptimalkan hasil panen dan ternak sangat di butuhkan,” ujar Dean of Faculty of Computing and Information Universitas Malaysia Sabah (UMS) tersebut.
Terkait teknologi di bidang pertanian dan peternakan, Hanafi memberikan beberapa contoh alat. Salah satu alat yang dibahas oleh Hanafi adalah Fish Counting System menggunakan Contrast Limited Adaptive Histogram Equalization (CLAHE) dan CNN. Alat ini bekerja untuk menghitung benih ikan di sebuah peternakan. Jika menggunakan cara konvensional, maka peternak harus menghitung benih ikan secara mandiri. Namun dengan adanya alat ini petani bisa langsung mengetahui jumlah pasti dari benih ikan. Alat ini dapat menghitung lima juta benih ikan dalam sehari. Penampakan benih ikan akan dilakukan oleh alat CLAHE sementara perhitungan akan dilakukan oleh alat CNN.
Baca juga: FK UMM Beri Edukasi Anatomi lewat Amygdala
“Alat lain yang dapat membantu peternak, khususnya peternak ikan adalah water quality monitoring and forecasting. Kualitas air merupakan kunci untuk ketahanan menejemen aquaculture. Jika kualitas air buruk maka ikan akan cepat mati. Model alat yang kami ciptakan ini memiliki dua model yaitu Support Vector Regression (SVR) dan Long Short Term Memory (LSTM). Seletah kami bandingkan model SVR lah yang dapat menjaga kualitas air di aquarium lebih daripada model LSTM,” ungkap Hanafi.
Disisi lain, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengatakan bahwa acara International Guest Lecture ini merupakan suatu moment yang strategis. Menurutnya, di masa depan, perkembangan teknologi akan sangat memengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, dengan adanya ajang ini tentu akan memberi gambaran pada mahasiswa mengenai pengembangan berbagai alat untuk membantu kehidupan masyarakat.
“Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, UMM telah menyiapkan sebuah program bernama Center for Future of Work (CFW). Dengan adanya program ini, berbagai jurusan di UMM membuat sebuah kelas unggulan bernama Center of Excellence (CoE) di mana para mahasiswa dapat mempelajari minatnya bersama dengan dunia industri secara langsung. Semoga dengan adanya acara International Guest Lecture dan CoE ini dapat mengembangkan kualitas pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik,” pungkasnya. (syi/wil)