UMM Bikin Safety Chamber untuk Kurangi Resiko Tertular Covid-19
Author : Humas | Sabtu, 28 Maret 2020 11:33 WIB
|
Pengecekan Safety Chamber (FOTO: Rino/Humas) |
PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali mengumumkan dokter yang menjadi korban pandemi Covid-19, Jumat (27/3). Melalui akun media sosial, PB IDI mengucapkan duka cita atas meninggalnya dua dokter tersebut. Mereka berdua adalah dr. Bartholomeus Bayu Satrio Kukuh Wibowo dari IDI cabang Jakarta Barat dan dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes., pengurus IDI cabang Jawa Barat.
Berangkat dari kebutuhan menjaga keselamatan tenaga medis dari tertularnya virus mematikan ini, civitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat inovasi di bidang kesehatan. Baru-baru ini, civitas Kampus Putih yang melibatkan mahasiswa, membuat alat Safety Chamber atau bilik keselamatan untuk menunjang kerja dokter agar tetap aman.
Untuk diketahui, menurut WHO, virus itu menular dari manusia satu ke manusia lain. Cara penularannya, virus Covid-19 menyebar melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung ketika orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin. Tetesan tersebut mendarat di mulut atau hidung orang yang berada di dekatnya. Virus corona juga bisa menular antara orang yang saling bersentuhan.
Alat berbentuk kotak transparan ini digadang mampu meminimalisir penularan. "Saat melakukan pemeriksaan pasien, biasanya mereka bersin atau batu-batuk. Alat ini dibuat untuk menghindarkan tertularnya tenaga kesehatan saat menyentuh dan mendiagnosa pasien terduga Covid-19," terang dr. Thontowi Djauhari, M.Kes., Koordinator Tim Tanggap Covid-19 RSU UMM, Jumat (27/3) siang.
Cara penggunaannya, pasien tinggal masuk ke pelindung yang terbuat dari bahan mika ini untuk diketahui gejala yang dirasakan. Tenaga medis yang bertugas tentunya akan lebih aman karena dipisahkan ruang dari pasien. "Alat ini bukan tentunya bukan satu-satunya standar keselamatan yang kami pakai. Kami akan tetap menggunakan alat perlindungan diri (APD)," ujarnya Thontowi.
Meski masih dalam tahap penyempurnaan, sambung Thontowi, ke depan alat ini akan dilengkapi dengan sejumlah fitur lain untuk lebih meminimalisir peluang penularan. Seperti penambahan alat bantu bernapas, sehingga pasien tetap merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan di dalam Safety Chamber. Serta, akan diminimalisir dari penggunaan lem agar terhindar kebocoran.
Dilanjutkan Thontowi, alat inovasi kesehatan prakarsa UMM di tengah pandemi global Covid-19 ini rencananya akan diproduksi masal untuk membantu rumah sakit rujukan pasien Covid-19 dan para tenaga kesehatan. "Perawatannya mudah, tinggal dibersihkan dengan alkohol. Atau cukup menggunakan sabun deterjen. Karena deterjen lebih efektif membersihkan," tandas Thontowi.
Dalam pengembangannya, UMM akan bekerjasama dengan Radar Malang dan Forum Komunikasi Warga Tionghoa Malang Raya (FKWTMR). Sebelumnya, kerjasama pentahelix antara perguruan tinggi, media dan organisasi sipil ini dimulai dengan penyemprotan disinfektan menggunakan Drone Motodoro SRI milik UMM di sejumlah wilayah yang terpapar pandemi Covid-19. (can)
Shared:
Komentar