Logo Garuda Shield |
SEBANYAK 34 dosen, mahasiswa dan karyawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berkesempatan merasakan pengalaman langka berinteraksi dengan tentara Amerika Serikat (AS). Mereka dipercaya badan kemiliteran milik AS, United State (US) Army untuk mendampingi 365 personil angkatan bersenjata yang tengah mengadakan rangkaian agenda latihan tempur bersama tentara Republik Indonesia di Banyuwangi dan sejumlah kawasan di Jawa Timur. Selain latihan tempur, terdapat agenda lain berupa pengobatan masal serta seminar manajemen.
Peran UMM sendiri membantu berkomunikasi, yakni sebagai interpreter atau penerjemah bahasa. “Komunikasinya bisa dengan masyarakat umum ketika ada pengobatan masal misalnya, bisa kepada tentara Indonesia, bisa juga kepada pejabat-pejabat setempat ketika mendampingi seputar kerjasama atau urusan administrasi,” ungkap Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri, Soeparto.
UMM merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang dipercaya mendampingi para tentara dari Negeri Paman Sam tersebut. “Bagusnya, volunteer kita bisa mengikuti seluruh rangkaian meski harus tergopoh-gopoh,” kata Soeparto, Rabu (10/8) di ruang kerjanya.
Agenda latihan yang diikuti personil Angkatan Darat, Angkatan Laut, Korps Marinir, Angkatan Udara, dan Penjaga Pantai itu berlangsung sejak 17 Juli hingga 18 Agustus 2016 mendatang. “Agenda kerjasama ini merupakan kali kedua sejak pertama kali diadakan pada 2014 lalu. Terkait tempat dan agenda lengkapnya dirahasiakan,” katanya.
Bertugas mendampingi para tentara bukan soal remeh bagi para akademisi UMM, lantaran harus menyesuaikan diri dengan kehidupan dan pola pikir militer AS. “Seolah-olah memang kegiatannya begitu-begitu saja, tapi kalau di lapangan luar biasa kegiatannya. Bisa dibayangkan, tentara itu betapa disiplinnya. Banyak pembelajaran sangat penting yang bisa diambil di situ,” tuturnya.
Terkait volunteer yang diikutkan dalam project ini merupakan mereka yang pernah mengikuti program Learning Express (LEx), yakni sebuah program belajar cepat kerjasama UMM dengan sejumlah kampus di Singapura dan Jepang. “Pada 24 September mendatang IRO akan kembali menjalin kerjasama program dengan LEx Singapura,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Soeparto, pengalaman menarik lainnya yakni volunteer bisa belajar tentang kerahasiaan tugas. “Jadwal aja kami tidak diberi. Kedutaan Amerika di Indonesia pun kadang diubah-ubah jadwalnya. Yang pasti, being on time merupakan sesuatu yang sangat penting mereka pelajari,” tandasnya. (can/han)