UMM Dampingi Desa Tertinggal Melalui Smart Village
Author : Humas | Senin, 02 April 2018 15:19 WIB
|
Ilustrasi: KKN-PPM 05 Desa Pangkemiri Kecamatan Tulangan Kabupate Sidoarjo, memberdayakan masyarakat dengan program penanaman padi terintegrasi |
Salah satu poin dalam program Nawacita yang dicetuskan oleh pemerintahan Jokowi - JK menyebutkan bahwa pembangunan Indonesia harus dimulai dari daerah-daerah dan utamanya desa. Pemerintah melalui program-programnya juga telah berupaya menjangkau masyarakat desa. Sayangnya dalam beberapa waktu terakhir, banyak kasus-kasus penyalahgunaan tujuan dari hadirnya program-program tersebut. Berangkat dari persoalan ini, Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan (EP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (FEB UMM) menggagas program"Smart Village".
Dekan FEB UMM Idah Zuhro menyampaikan jika sebagian besar program pengabdian masyarakat terwujud dalam bentuk pembangunan infrastruktur, kali ini program "Smart Village" lebih menyentuh pada membangun kesadaran dan etos kerja masyarakat. Beberapa agenda yang dibuat untuk mendukung program ini antara lain membentuk kesadaran berfikir tentang lingkungan sekitar agar lebih maju.
"Masyarakat sudah harus sadar dan mau berpikir bagaimana caranya untuk menjadikan desanya maju," jelasnya.
Lebih lanjut Idah menjabarkan, penguatan spritualitas masyarakat dapat menjadi salah satu bentuk dorongan dalam membangun etos kerja yang berkualitas. Berkualitas dalam hal ini berarti mampu menghadirkan kebaikan dan kebermafaatan di tengah lingkungan masyarakat itu sendiri.
"Kalau spiritualitas mereka sudah mantap maka kita dapat mendorong terbentuknya etos kerja yang berkualitas," jelas Idah.
Selain itu, melalui pendekatan spiritual ini diharapkan dapat terbentuk masyarakat yang mampu membangun desanya dengan suka rela, mandiri serta merasa terikat oleh kepentingan bersama. Jadi kesadaran itu muncul dari dalam diri masing-masing warga dan bukan sesuatu yang dipaksakan.
"Pendekatan spritual itu dapat membentuk masyarakat yang utuh untuk berjuang bersama," tandas Idah.
Rangkaian program yang rencananya akan diawali dengan pemetaan beberapa desa tertinggal di sekitar pesisir dan pegunungan di Kabupaten Malang pada akhir April tersebut, akan berorientasi pada tiga agenda rekayasa pemberdayaan masyarakat seperti kelembagaan, sosial dan sumberdaya pembangunan.
Sekertaris Prodi EP Muhammad Sri Wahyudi mengatakan berdasarkan hasil observasi lapangan beberapa agenda bersama sudah disepakati.
"Agenda-agenda yang akan kami laksanakan ini merupakan hasil observasi lapang secara umum yang dihadapi bebeberapa desa tertinggal," jelas Wahyudi.
Pada penyelenggaraannya menurut Wahyudi, agenda-agenda program ini tidak dapat dilaksanakan dalam kurun waktu satu, dua atau tiga tahun. Perlu adanya keberlanjutan dan fokus awal pada program untuk membangun kesadaran masyarakat tentang persoalan yang ada di lingkungan sekitarnya.
"Harapannya dalam program ini masyarakat dapat didampingi dalam menemukan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang menghambat majunya desa tersebut," pungkas Wahyudi. (nis/ sil)
Shared:
Komentar