DirekturJenderal Sumber Daya Iptek Kementerian Riset Dikti, Prof Dr Ali Ghufron Mukti MSc menjabarkan petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional dosen. Foto : Rino Anugrawan |
SEBANYAK 76 doktor dan lektor kepala di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)hadir di Auditorium UMM, Jumat (2/9), untuk mengikuti kuliah tamu percepatan guru besar yang diadakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), menghadirkan DirekturJenderal Sumber Daya Iptek Kementerian Riset Dikti, Prof Dr Ali Ghufron Mukti MSc.
Dalam materinya, Prof Ali Ghufron menjabarkan petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional dosen. Salah satu yang dibeberkanterkait dosen yang harus meningkatkan produktivitas di bidang kepenulisan. Ia juga menguraikan tentang kriteria artikel yang bisa dimuat di jurnal nasional dan internasional.
“Syaratnya, ya bisa lah karya tulisnya tembus jurnal internasional, atau minimal nasional,” harapnya.
Oleh karena itu, Ali memotivasi para dosen bergelar doktor di UMM untuk berlomba-lomba menulis karya ilmiah. Tak hanya itu, pengabdian kepada masyarakat, penunjang kegiatan akademik dosen, dan keterampilan dosen dalam mengelola sistem pembelajaran juga menjadi hal yang diwanti-wanti Prof Ali.
“Di luar negeri, metode pembelajaran berganti tiap 15 menit sekali. Hal ini karena anak muda sudah tidak bisa lagi konsentrasi dalam jangka waktu yang lama. Di Indonesia, 40 menit ceramah di kelas barulah dibuka sesi tanya jawab. Mahasiswa sudah jenuh,” urainya.
Kepala BPSDM, Prof Dr Jabal Tarik Ibrahim menjelaskan,tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memberi motivasi pada seluruh doktor di UMM untuk menyegerakan meraih gelar profesor.
“Pesertanya diambil dari para doktor, tujuannya karena mereka-lah yang berpeluang paling besar dan cepat untuk meraih gelar profesor,” ungkap Jabal Tarik.
Prof Jabal Tarik juga mengatakan, dengan bertambahnya jumlah profesor di UMM, hal ini akan memberi sumbangsih terhadap akreditasi UMM.“Dengan bertambahnya jumlah profesor di UMM, jelas ini akan memacu akreditasi UMM untuk makin meningkat,” imbuhnya.
Rektor UMM, Fauzan, menganalogikan UMM ibarat musim hujan di tanah subur. Baginya, hujan di tanah subur akan menumbuhkan tanaman-tanaman yang bermanfaat di atasnya. Begitu pula, ia meminta pada seluruh peserta yang hadir untuk kembali bersemangat mengidentifikasi kekuatan masing-masing. Tak hanya kekuatan untuk kepentingan personal, namun juga institusional, nasional, bahkan internasional.
“KHA Dahlan berpesan untuk hidup dan hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup dari Muhammadiyah. Saya rasa, dengan menulis, utamanya karya tulis ilmiah, ini adalah salah satu bagian dari menghidupi Muhammadiyah,” pesan Fauzan. (ich/han)