Priyo Iswanto saat memberikan sambutan. (Foto: Istimewa) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tak henti untuk mengembangkan sayapnya di dunia internasional. Kali ini UMM menggelar Faculties and Directorates of UMM Outlook yang diadakan di Ruang Sidang Senat UMM pada Kamis (28/01). Acara ini dihadiri langsung oleh Duta besar Republik Indonesia untuk Kolombia Drs. Priyo Iswanto, MH, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd, Direktur Utama Amerika II Darianto Harsono, dan beberapa jajaran pejabat kampus.
Agenda ini dilaksanakan dalam rangka untuk memperoleh informasi mengenai Amerika latin, khususnya Kolombia. Selain itu juga bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para dekan terkait berbagai potensi kerjasama luar negeri yang bisa dilakukan.
Baca juga: RS UMM Kirim Tim Relawan Bencana ke Mamuju
Dalam sambutannya, Priyo menceritakan bahwa wilayah Amerika Latin merupakan pasar yang belum banyak disentuh. Padahal potensi yang dimilikinya sangat besar. Ia juga menyebutkan beberapa hal mengapa Kolombia bisa menjadi kerjasama awal yang strategis. Pertama Kolombia memiliki karakter wilayah yang mirip dengan Indonesia. Kedua, Kolombia bisa menjadi pintu masuk ke wilayah Amerika Latin lainnya karena letaknya berada ditengah wilayah. Terakhir, Kolombia juga menjadi pemimpin Sub Aliansi Asia Pasifik tahun ini.
“Hal-hal tersebut tentu dapat memengaruhi kerjasama antara UMM dan Kolombia. Selain itu, mayoritas universitas di Kolombia memiliki keunggulan pada sektor kesehatan dan pertanian. Harapannya UMM bisa segera menjalin kerjasama di dua sektor tersebut,” ungkap Priyo di akhir sambutan.
Baca juga: Peduli Sesama, Satpam UMM Galang Dana Korban Bencana
Pada kesempatan yang sama, Fauzan menuturkan bahwa internasionalisasi di UMM telah dimulai sejak tahun 2000. Sampai sekarang, UMM telah menjalin berbagai program kerjasama internasional. Tidak hanya terbatas pada satu benua saja, tapi juga seluruh dunia. Namun kebanyakan progam itu masih berada di tingkat universitas.
“Meskipun kita telah menjalin banyak kerjasama dengan berbagai lembaga luar negeri, namun itu masih belum maksimal. Kedepannya, kita harus lebih masif lagi dalam menjalin kerjasama dengan lembaga luar negeri. Tidak hanya di tingkat universitas saja, tetapi juga pada lingkup prodi dan fakultas,” imbuh rektor UMM tersebut.
Ia kembali menerangkan bahwa visi UMM di tahun 2025 hingga 2030 adalah menjadi universitas yang kompatibel di tingkat global. Maka dari itu usaha-usaha mewujudkannya harus dimulai sejak dini. “Kita harus selalu mendorong kampus untuk terus menjalin kerjasama dengan institusi atau lembaga luar negeri lainnya. Tidak hanya terbatas pada satu dua negara saja, tapi semua negara yang memiliki potensi,” pungkas Fauzan. (syi/wil)