UMM Jadi Tuan Rumah The 4th Convention European Studies

Author : Humas | Kamis, 18 Agustus 2016 17:20 WIB
Agung Cahaya Sumirat (memegang microphone) selaku Wakil Direktur Kementrian Luar Negeri saat memaparkan materi (Rino/Humas)
PROGRAM studi (prodi) Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang berfokus pada pembelajaran tentang fenomena-fenomena internasional meliputi hubungan antar negara dan non negara dalam sistem internasional. Kaitan dengan hal tersebut, HI UMM bekerjasama dengan Komunitas Kajian Eropa menyelenggarakan the 4th convention European Studies Kamis (18/8). Pertemuan yang dihadiri oleh 100 mahasiswa dan 20 peserta konvensi dari penjuru Indonesia ini membicarakan tentang multikulturalisme. 
 
Wakil Rektor 1 UMM, Prof. Dr. Syamsul Arifin, M. Si, menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan multikulturalisme, Eropa merupakan negara yang awalnya damai dan minim perselisihan. Sejak adanya imigran yang datang ke Eropa maka ada perbedaan warna kulit, perbedaan bahasa dan lain sebagainya. “Karena faktor migrasi pula, jumlah penduduk muslim di Eropa semakin tinggi,” jelasnya.
 
Muhadi Sugiono, Ph. D (cand), selaku ketua Komunitas Kajian Eropa menjelaskan bahwa wilayah Eropa merupakan sebuah obyek kajian yang menarik. Eropa memiliki kerangka yang sangat besar untuk didalami dan dikaji. “Kita belajar tentang Uni Eropa bukan berarti kita harus meniru Uni Eropa. Tapi agar kita tidak menjadi sama seperti Uni Eropa dan lebih pintar dari orang Uni Eropa,” jelas dosen Universitas Gadjah Mada tersebut.
 
Dalam kajian yang bertemakan Multicuturalism In Europe and Its Challenges, Agung Cahaya Sumirat selaku Wakil Direktur Kementrian Luar Negeri, Indonesia menjelaskan, tantangan terbesar dalam multikulturalisme adalah migrasi. Yakni ketika imigran datang namun pemerintah tidak memberikan edukasi kepada warga sekitar untuk berperilaku baik pada imigran.
 
Menurutnya, Indonesia dan Uni Eropa memiliki kesamaan prinsip dalam hal Multikulturalisme. “Indonesia memiliki Bhineka Tunggal Ika dan Uni Eropa memiliki Unity In Diversity sebagai konsep multikulturalismenya,” ujar lulusan magister Universitas Indonesia (UI) tersebut.
 
Sekretaris prodi HI, Syaprin Zahadi, MA menyatakan bahwa kajian tentang Eropa ini sudah empat kali diadakan dengan peserta dari berbagai universitas. Namun, baru pertama kali kajian tentang Eropa ini digelar di UMM. “Seminar dan diskusi panel hanya dilaksanakan hari ini saja. Tapi konvensinya diadakan selama tiga hari hingga 20 Agustus mendatang,” terangnya. (jal/can/rin)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image