Mahasiswa berinteraksi di taman samping Perpustakaan UMM. |
SUASANA Kota Malang, Jawa Timur, yang sejuk memikat mahasiswa dari berbagai daerah dan negara kuliah di kota ini. Daya tarik ini pula yang menginspirasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membangun kampus bernuansa rekreatif, atau edupark. Konsep kampus wisata diharapkan dapat membuat pikiran penghuninya fresh, sehingga lebih cemerlang dalam melahirkan ide-ide kreatif.
Suasana yang segar dan menyehatkan, menurut Rektor UMM Fauzan, merupakan perwujudan UMM sebagai kampus green and cleanyang dicanangkan di semua lini. Hal ini, kata Fauzan,turutdidukung topografi UMM yang unik dan menarik, yang bisa membuat penghuninya merasa nyamandan terinspirasi.
Bagaimana tidak, memasuki gerbang kampus UMM, mahasiswaakan disuguhi pemandangan yang indah, alamiah dan menyegarkan. Dari kejauhan, tampak pegunungan Panderman dan gunung Arjuno mengitari kampus. “Viewini menjadi spot foto yang sangat digandrungi mahasiswa,” kata Fauzan.
Di depan gedung kuliah utama, terdapat danau kampus yang indah, dikelilingi gazebo-gazebo yang menjadi tempat favorit mahasiswa untuk belajar bersama, atau sekedar melepas lelah. Mahasiswa juga bisa mengitari kampus dengan sepeda pancal yang disediakan di sejumlah titik.
Bergerak ke arah Barat, melewati gedung bundar UMM Dome, saat ini tengah dibangun jalan yang akan menghubungkan dengan salah satu unit usahaUMM paling ikonik, yaitu Taman Sengkaling UMM. Sementara ke arah Timur, terdapat stadion UMM berdampingan dengan kawasan konservasi tumbuhan langka Arboretum.
Lebih dari itu, Wakil Rektor II UMM Nazaruddin Malik menjelaskan, kampus ini turut memanfaatkan keindahan alam untuk pengembangan akademik. Nazar mencontohkan sungai Brantas yang membelah kampus ini. “Aliran sungaiBrantas inikita manfaatkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sehingga bisa menghemat beban biaya listrik hingga 25 persen,” terang Nazar.
Selain itu, di UMM, mahasiswa tak hanya bisa menikmati, tapi juga sekaligus mempelajari ratusan pohon yang berada di lingkungan kampus. Dengan aplikasi Finding A Tree yang bisa diunduh di PlayStore android, mahasiswa bisa mengenali masing-masing jenis tumbuhan via barcode. Kampus ini, kata Nazar, setidaknya memiliki 41 jenis tanaman, termasuk di antaranya palem, tabepuya, dan cemara.
Atmosfer Internasional
Nuansa itu tak hanya memikat mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, namun juga dari beragam negara. Wakil Rektor I UMM Syamsul Arifin menguraikan, pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2016 saja, UMM menerima 188 mahasiswa asing yang berasal dari 18 negara, yaitu Australia, Chile, China, Jepang, Jerman, Kamboja, Korea Selatan, Polandia, Rumania, Sierra Leone, Singapura, Slovenia, Spanyol, Sudan, Thailand, Timor Leste, Uzbekistan, dan Vietnam.
Mahasiswa UMM juga dapat memperluas pergaulan internasional melalui program-program kemitraan yang dibangun kampus ini. Misalnya setiap semester, lanjut Syamsul, mahasiswa UMM berkesempatan menjadi buddy atau partner bagi mahasiswa asing untuk melakukan proyek bersama. Misalnya melalui program Learning Express (LEx) bermitra dengan Singapore Polytechnic dan Kanazawa Institute of Technology (KIT) Jepang. Para buddy terbaik selanjutnya dikirim ke Jepang dan Singapura untuk melanjutkan proyek di sana. LEx merupakan salah satu program yang dibiayai Tamasek Foundation.
Selain itu mahasiswa juga dapat memanfaatkan kerjasama internasional UMM untuk studi singkat di luar negeri. Misalnya kemitraan UMM dengan konsorsium Erasmus Mundus dan Erasmus+ yang terdiri dari 54 universitas di 19 negara Asia dan Eropa. Melalui beasiswa Erasmus, mahasiswa UMM dapat belajar selama 6 bulan hingga satu tahun di salah satu kampus di Eropa. Kesempatan summer camp di Cina, kursus bahasa Mandarin dan beasiswa master dan doktor dari Confucius Institute juga bisa diperoleh mahasiswa UMM.
Syamsul menambahkan, UMM juga bermitra dengan Australian Consortium for In-Country Indonesia Studies (ACICIS) yang beranggotakan 22 universitas ternama di Australia dan Sakura Foundation untuk memberi kesempatan mengikuti Sakura Science Program ke Jepang selama dua pekan.
UMM bahkan saat ini memiliki corner-corner hasil kerjasama dengan pemerintah di sejumlah negara, di antaranya American Corner, Saudi Arabian Corner, Thailand Corner, dan China Corner. Corner-corner yang terletak di Perpustakaan UMM ini menjadi pusat informasi, pengembangan wawasan, sekaligus wadah bagi mahasiswa UMM yang ingin studi di negara-negara tersebut.
UMM juga memiliki UMM Corner di Thailand, sebagai pusat informasi tentang UMM dan Indonesia. Dalam waktu dekat,UMM Corner juga akan dibuka di sejumlah negara lain.Sementara untuk memfasilitasi mahasiswa asing yang kuliah di UMM, terdapat unit Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), agar sebelum kuliah reguler, mahasiswa asing sudah fasih berbahasa Indonesia. (ich/han)