UMM Kenalkan Kuliner 21 Negara Pada Warga Malang

Author : Humas | Selasa, 31 Mei 2016 09:20 WIB
Foto: Rino Anugrawan.

RATUSAN mahasiswa asing Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari 21 negara ramaikan International Culinary Festival yang berlangsung di Simpang Balapan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/5) malam. Para mahasiswa tersebut menjajakan kuliner khas negara mereka pada ribuan warga Malang yang memadati festival hasil kerja bareng UMM dan Pemerintah Kota Malang ini.

Diiringi penampilan perkusi dan lomba tabuh patrol, tak ayal pengunjung yang datang antusias mengantre untuk masuk ke area festival. Sebanyak 1050 kupon yang disediakan panitia ludes diserbu pengunjung. Banyak di antaranya bahkan tak kebagian kupon, namun tetap menikmati kegiatan ini dengan berbaur, berinteraksi dengan mahasiswa asing.

“Kami menyiapkan 1050 kupon gratis. Baik mahasiswa UMM maupun masyarakat umum bisa melakukan registrasi dan mendapatkan kupon yang bertuliskan nama salah satu negara peserta festival. Pengunjung bisa mendatangi negara yang tertulis di kupon dan mencicipi makanan khasnya,” urai Nimas Ratnasari, staf International Relations Office (IRO) UMM yang juga ketua pelaksana festival ini.

Nimas mengungkapkan, ide kegiatan ini berawal dari keinginan untuk menggerakkan internasionalisasi di dalam kampus dalam bentuk yang berbeda. Menurutnya, sudah banyak kegiatan yang dikemas dalam bentuk seminar internasional dan kurang menarik perhatian. Lantas, terpikirlah ide untuk membuat sesuatu yang berbeda, yakni melalui festival kuliner.

Awalnya, sasaran kegiatan ditujukan pada mahasiswa UMM saja, tapi setelah digodok lagi, mengenalkan budaya internasional pada masyarakat Malang dinilai lebih seru. “Kami akhirnya bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kota Malang , dan responnya sangat positif. Dari sini, masyarakat tak hanya bisa have fun, tapi juga tahu dan mengenal keunikan kuliner dari negara lain. Bisa belajar ngobrol juga,” beber Nimas perihal tujuan diadakannya festival kuliner ini.

Nimas berharap, kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi mahasiswa asing untuk mengenalkan budaya internasional di Indonesia, juga sarana mengenal dan belajar budaya lain bagi masyarakat Indonesia.

Olenka, salah satu mahasiswa UMM asal Ukraina yang ditemui di stan miliknya menyajikan makanan khas Ukraina, yakni Deruny. Deruny adalah parutan kentang yang dicampur dengan tepung, telur, dan garam lalu digoreng dan dimakan dengan topping sesuai selera.

“Bisa dengan saus, mayonnaise, jamur, ayam, atau keju,” ulas Olenka dengan bahasa Indonesia yang masih terpatah-patah. Deruny merupakan makanan tradisional Ukraina yang biasa dinikmati dengan seduhan teh hangat. Meski begitu, Deruny bukan makanan yang biasa dimakan sehari-hari oleh masyarakat Ukraina. Olenka mengatakan respon masyarakat sangat bagus terhadap kegiatan ini karena mereka bisa mencoba banyak makanan dari beragam negara.

Berbeda dengan Ukraina, di stan kuliner Sudan, salah satu makanan khas yang dihidangkan bernama Lugmat Elgaadi. “Ini adalah sejenis makanan ringan terbuat dari tepung, air, dan pengembang, yang digoreng dan dihidangkan dengan taburan kelapa parut manis dan disajikan dengan teh manis. Lugmat Elgaadi biasanya dimakan di sore hari,” terang Muhammad Fauzi, mahasiswa Sudan yang kuliah di Teknik Sipil UMM angkatan 2015. (ich/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image