Tari khas Universitas Muhammadiyah Malang saat ditampilkan di depan peserta Kick Andy Roadshow. (foto: Rino Anugrawan) |
KINI, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) punya tarian khas, yaitu tari Gagrak Sumirat Puspita. Tarian ini pertama kali diluncurkan secara resmi pada 22 Maret 2017 lalu, di hadapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP. Filosofi tarian ini disarikan dari nilai-nilai UMM, Malang, dan Muhammadiyah.
Koreografer tari Gagrak Sumirat Puspita, Arina Restian, M.Pd. menjelaskan, Gagrak menggambarkan ciri khas kota Malang yang tegas, Sumirat mencerminkan matahari yang bersinar yang juga merupakan lambang UMM dan Muhammadiyah, sedangkan Puspita artinya berkembang. Sementara, jumlah 12 penari melambangkan 12 pancaran sinar matahari pada lambang UMM.
Tak hanya itu, semua gerak dalam tarian ini adalah hasil riset yang dalam akan perjalanan Muhammadiyah. Arina mengisahkan, Muhammadiyah lahir di Yogyakarta dan berkembang hingga ke Malang, salah satunya UMM. Di UMM inilah Muhammadiyah berkembang pesat hingga melahirkan pemimpin Indonesia yang hebat, di antaranya Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Prof Malik Fadjar dan Mendikbud RI Prof Muhadjir Effendy. “Itulah mengapa di akhir tarian, tersisa dua penari. Ini menggambarkan kedua tokoh yang lahir dari UMM tersebut. Kedua tokoh ini menunjukkan energi yang kuat untuk Indonesia,” urai Arina.
Dosen program studi PGSD ini menceritakan, sebelumnya UMM telah memiliki tari ikon, yakni tari Beskalan. Tari ini juga terinspirasi dari perjalanan Muhammadiyah di Yogyakarta. Sementara, tari Gagrak Sumirat Puspita merupakan penyempurnaan dari tari Beskalan. “Saya memulai riset untuk tari ini sejak 2014. Cerita perjalanan Muhammadiyah dari Yogyakarta hingga ke Malang, menjadi UMM, nilai-nilai dari KHA Dahlan, dan Muhammadiyah yang berkembang sampai sekarang, semua tergambar pada gerakan di tarian ini,” ungkap Arina.
Selain koreografi, kostum yang digunakan oleh ke-12 penari juga didesain sendiri oleh Arina dan tim. “Warna biru kostum melambangkam warna langit yang berarti ketenteraman,” imbuh Arina.
Meski memiliki nilai yang detail akan Muhammadiyah dan UMM, para penari itu hanya melakukan latihan selama sebulan sebelum tarian diluncurkan. Kesemuanya adalah mahasiswa dari berbagai jurusan dan perwakilan unit kegiatan mahasiswa (UKM) Tari Sansekerta. Sebagai tari ikon, maka tari ini akan digunakan sebagai tari sambutan UMM pada setiap tamu yang hadir di UMM. (ich/han)