Nuansa internasionalisasi di UMM bakal semakin kuat dengan adanya sertifikasi AUN-QA. Foto: Rino Anugrawan. |
UPAYA internasionalisasi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mengalami kemajuan. Terkini, UMM baru saja meraih sertifikasi internasional, yaitu sebagai Associate Member of Asean University Network-Quality Assurance (AUN QA)tertanggal 11 Agustus 2016. AUN-QA merupakan jejaring perguruan tinggi ASEAN yang dikualifikasi berdasarkan jaminan mutu (quality assurance) regional dan internasional.
Raihan AUN-QA melengkapi capaian UMM yang sebelumnya telah meraih akreditasi institusi A dari BadanAkreditasiNasionalPerguruan Tinggi (BAN PT) dan penghargaan Anugerah Kampus Unggul (AKU) Kopertis VII Jawa Timur sembilan tahun beruntun. Karena akreditasi institusi tertinggi nasional telah diraih, menurut Rektor UMM Fauzan, saat ini UMM fokus meningkatkan pengakuan internasional.
Sebagai sertifikasi internasional, AUN-QA mengacu pada standar akreditasi International yang disusun oleh pakar-pakar quality assuranceASEAN. Anggota AUN-QA dan prodi yang telah dinilai berdasar standar AUN, mahasiswanya dapat mengikuti program kredit transfer dengan universitas-universitas anggota AUN-QA lainnya.
“TahuniniUMMmenyiapkantiga program studi(Prodi) antara lain Prodi Manajemen, PendidikanBiologi dan Peternakan yang akandisertifikasimelaluimekanisme AUN-QA,” terangKepala Kantor PengeloladanPengendaliAkreditasi (KPPA), DrAinurRofieg MKes.
Berdasarkan mekanisme AUN-QA, kata Rofieg, maksimalhanyatiga prodi yang dapat disertifikasi setiaptahunnya.“Jadi,secarapelandan pastiseluruhprodi di UMM akanterakreditasiinternasional. Raihantersebutakan menjadi kebanggaantersendiribagi kampus ini," lanjutnya.
Rektor menyadari, UMM tidak hanya dikenal dari sisi fisiknya saja, tetapi juga merupakan brand image, sebuah nama besar. Karenanya, segala raihan prestasi yang diraih UMM menuntut kampus ini lebih banyak lagi melahirkan tokoh-tokoh besar. “Salah satunya, kita harus memobilisasi para dosen untuk bisa menjadi tokoh-tokoh dan pakar-pakar di bidangnya, agar memiliki resonansi, tidak hanya secara nasional, tapi juga internasional,” ujar Fauzan.
Fauzan menambahkan, sertifikasi AUN-QA membuat UMM harus berpikir dan bertindak lebih strategis, salah satunya melalui program pemetaan kepakaran. Program ini, jelas Fauzan, manfaat dan kebutuhannya kian relevan mengacu pada perkembangan nasional dan internasional. “UMM harus terus melahirkan ilmuan-ilmuan yang kapasitasnya diperhitungkan. Tentu saja, harus ada desain. Salah satunya, melalui revitalisasi pengembangan SDM,” paparnya.
Setelah AUN-QA, saat ini UMM tengah mempersiapkan diri untuk meraih akreditasi internasional dari Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) yang bermarkas di Los Angeles, Amerika Serikat. Selain itu, masing-masing prodi di UMM juga telah melakukan benchmarking dengan berbagai universitas di dunia untuk mengukur kualitas secara internasional. (can/han)