Mahasiswa asal Korsel, Haninjeong bersalaman dengan Kemendikbud, Muhadjir Effendy. Sebanyak 17 mahasiswa asing penerima Beasiswa Darmasiswa bertemu dengan muhadjir effendy di sela sela kunjungannya di UMM. Foto : Rino Anugrawan |
SEBANYAK 17 mahasiswa asing penerima Beasiswa Darmasiswa mengikuti Opening Ceremony di Ruang Sidang Senat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (3/9). Kegiatan inidihelat sebagai bentuk penyambutan terhadap mahasiswa dari 8 negara yang akan belajar di UMM setahun ke depan. Mereka berasal dari Vietnam, Jerman, Kamboja, Jepang, Thailand, Sudan, Korea Selatan, dan Chile.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM, Dr Arif Budi Wurianto MSi mengatakan, selama belajar di UMM, ada sejumlah tahapan pembelajaran yang harus mereka lewati. “Di semester I, mereka akan belajar Bahasa Indonesia dulu. Memasuki semester II, kami buka lebar bagi mahasiswa yang ingin belajar ilmu yang lain. Mau belajar politik, kami akan arahkan ke FISIP, mau belajar yang lain akan kami arahkan sesuai minat studinya,” terangnya.
Di samping belajar bahasa, mahasiswa asing ini juga akan belajar budaya dan kehidupan sosial di UMM dan Indonesia. Tak hanya belajar di ruang kelas, nantinya akan juga ada program belajar di luar kelas.
“Ada pembelajaran di luar kelas untuk lebih memahami budaya dan belajar bersosialisasi. Puncaknya, nanti akan ada jelajah nusantara. Kami ajak mahasiswa Darmasiswa untuk mengetahui secara langsung budaya Indonesia, bisa ke Bali, Toraja, atau tempat lain,” tambahnya.
Salah satu mahasiswa asal Korea Selatan, Haninjeong, mengungkapkan kebahagiannya bisa belajar di UMM. “Saya sangat suka UMM. Kampusnya cantik dan besar. Saya suka danaunya, sangat cantik,” tuturnya.
Nantinya, Haninjeong berharap bisa bekerja di Indonesia. “Saya mau kerja di Indonesia, saya mau jadi pramugari,” harapnya.
Tahun ini, BIPA miliki konsep baru terkait pengelolaan mahasiswa asing, yaitu adanya 7 Sahabat BIPA yang siap membantu berbagai keperluan mahasiswa asing, mulai dari mencari tempat tinggal, penerjemah, hingga keperluan lain. Sahabat BIPA ini berasal dari mahasiswa hasil seleksi dari semua jurusan. Adanya 7 Sahabat BIPA ini semakin menunjukkan efisiensi pelayanan BIPA UMM sebagai BIPA terbaik di Indonesia.
“Empat tahun terakhir ini BIPA UMM menjadi tempat monitoring. Kita juga mendapat kategori terbaik yang berasal dari hasil evaluasi Kemendikbud dan Asosiasi Pengajar dan Penggiat BIPA di Indonesia,” tutur Arif Budi. (ich/han)