Suasana belajar dalam China Corner Uiversitas Muhammadiyah Malang |
DALAM waktu dekat, China Corner UMM akan menggelar The First Chinese Bridge Competition, yakni lomba pengetahuan umum Tiongkok untuk pelajar SMA sederajat se-Indonesia. Sama halnya dengan lomba pengetahuan umum Tiongkok yang digelar November 2016 lalu, sistem lomba ini pun melalui jalur online.
Rencananya, menurut koordinator China Corner Karina Sari, kompetisi ini akan diadakan dua bulan, mulai Februari hingga April 2017. Hadiahnya tak tanggung-tanggung, 20 peserta dengan skor tertinggi akan mendapatkan kesempatan mengunjungi Tiongkok selama sepuluh hari.
Sebelumnya, pada kompetisi serupa yang digelar Konsulat Jenderal China di Surabaya akhir tahun lalu, tiga mahasiswa UMM berhasil meraih juara pertama dan ketiga. Bahkan, UMM juga meraih juara untuk kategori perguruan tinggi dengan peserta lomba terbanyak, yakni 332 mahasiwa.
Lantaran sejumlah gelar tersebut, UMM berhasil menjadi juara umum pada kompetisi yang diikuti 20 universitas terpilih se-Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali dan NTT. Dalam hal ini peran China Corner UMM sangat signifikan, karena telah membangun atmoster positif bagi mahasiswa untuk mengenal khazanah kebudayaan China.
Dijelaskan Karina, China Corner memang didirikan sebagai jembatan mahasiswa UMM untuk belajar ke Tiongkok dan sebaliknya, bagi mahasiswa Tiongkok yang ingin menimba ilmu di UMM. Beruntungnya, ruang lingkup China Corner lebih luas dibandingkan corner-corner lain yang telah terbentuk lebih dulu di UMM. Hal ini lantaran China Corner berada langsung di bawah Confusius Institute, pengawasan kedutaan, dan boleh mengadakan perjanjian kerjasama dengan kampus-kampus di China secara langsung. Di samping itu, China Corner juga diberi keleluasaan untuk mengembangkan sayap.
“China Corner hadir sebagai pintu yang siapa saja bisa menggunakannya. Manfaatkan, ambil ilmunya, dan tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Semuanya gratis karena beasiswa,” tukas Karina. (ich/han)