Giyanto Awan Sularso saat hadir di Kampus Putih UMM. (Foto: Adit Humas) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) senantiasa berkomitmen menjadi kampus berkualitas dan memberi pelayanan terbaik. Komitmen tersebut dibuktikan dengan terdaftarnya Computer Security Incident Response Team (CSIRT) milik UMM ke dalam Nasional CSIRT di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada Senin (12/10) lalu. Kedatangan BSSN ini juga untuk mendukung pengembangan Center of Excellence (CoE) UMM, utamanya di bidang keamanan digital.
Giyanto Awan Sularso selaku Direktur Kamsibersan Pembangunan Manusia menyampaiakan apresiasi karena CSIRT UMM telah terdaftar di nasional CSIRT di BSSN. Ia menggambarakan betapa pedulinya UMM terhadap keamanan siber. Selain itu, Kampus Putih juga merupakan perguruan tinggi pertama yang terdaftar di nasional CSIRT.
“Dengan adanya kerjasama semacam ini, tentu akan meningkatkan riset keamanan siber dari pihak pemerintah dan lembaga pendidikan. Saya yakin UMM memiliki keunggulan sumber daya manusia. Pun dengan insfrastruktur yang dirasa baik dan sangat mendukung keamanan siber. Apalagi dengan adanya program CoE. Tentu kami akan mendukung pengembangan inovasi ini” tegasnya.
Giyanto, sapaan akrabnya berharap kerjasama dengan UMM ini bisa menjadi awal langkah untuk menggaet perguruan tinggi lainnya. Sebab keamanan siber di sektor pendidikan sangat rawan, terutama data strategis. Selain itu, ia berharap riset dari perguruan tinggi bisa menghasilkan teknologi keamanan yang lebih baik dan mumpuni.
“Mudah-mudahan dengan adannya nasional CSIRT bisa memberikan ekosistem keamanan siber lebih baik, terutama pada sektor pendidikan. Alhamdulillah hal baik tersebut sudah diinisiasi oleh UMM,” ungkapnya.
Di sisi lain, Syaifuddin, M.Kom selaku kepala CSIRT UMM memaparkan bahwa keamanan siber UMM tentu tak luput dari serangan. Baik itu serangan internal maupun eksternal.
“Kami juga sedang menyiapkan CoE terkait kemanan digital. Apalagi melihat besarnya peluang yang bisa dikerjakan seperti kasus-kasus pencurian data. Hal ini tentu selaras dengan pesatnya perkembangan dunia cyber dan digital,” terangnya.
Salah satu upaya yang sudah dilakukan UMM untuk terkait mencegah kebocoran sistem adalah dengan mengadakan kolaborasi antara mahasiswa dan lembaga. Kolaborasi tersebut bertujuan agar mahasiswa bisa memberikan informasi terkait kendala sistem.
“Jadi, para mahasiswa yang turut berkolaborasi dengan kami pasti diberi reward larena sudah memberitahu kelemahan yang mungkin luput. Selain itu, kami juga melaksanakan sharing dengan kampus-kampus lain agar menambah wawasan terkait perbaikan sistem,” tambahnya.
Dijelaskan Syaifuddin, ada lima langkah yang akan dilakukan CSIRT UMM dan dua diantaranya telah usai dikerjakan. Yakni melakukan next gen firewall serta membuat red team dan blue team.
“Langkah ke depan yang akan dilaksanakan oleh CSIRT UMM adalah mengembangkan data center yang bisa dimanfaatkan. Berikutnya yakni mengembangkan security analyst dan ISO 27001,” pungkasnya. (ros/wil)