UMM-Bappenas Kaji Rancangan Pembangunan Nasional Politik Luar Negeri dan Kerjasama Internasional

Author : Humas | Kamis, 24 Maret 2022 07:19 WIB
Gonda Sumitro dalam memimpim FGD bersama Bapennas (Humas : Haqi)

Abad ini dinilai akan menjadi abad Asia karena berpotensi memunculkan peradaban besar seperti yang dulu pernah Asia miliki. Salah satu negara yang dinilai akan menjadi calon new emerging power adalah indonesia. Hal itu disampaikan oleh Ketua Pusat Studi Asia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Gonda Yumitro, SIP., MA., Ph.D. dalam diskusi terpumpun terkait Rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional Bidang Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional. Adapun agenda itu merupakan kerjasama Kampus Putih dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dilangsungkan pada Rabu (24/3) lalu.

Gonda, sapaan akrabnya melanjutkan saat ini muncul beragam negara kuat baru di Asia. Sebut saja Cina, India, bahkan juga Turki. Negara kuat baru juga dapat ditemukan di benua lain seperti Brazil di Amerika Latin dan Afrika Selatan di benua Afrika. Tidak ketinggalan Indonesia yang juga dianggap sebagai new emerging power dalam tataran dunia.

“Khususnya di tahun 2040 nanti yang salah satu faktornya adalah bonus demografi. Jika kita mampu mengatur dan menyiapkan anak muda dengan baik, maka perkiraan tersebut tentu akan menjadi kenyataan,” tegasnya.

Maka, pada kesempatan tersebut Bappenas melaksanakan kajian komprehensif dengan melibatkan sivitas akademika. Menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan masukan perencanaan pembangunan nasional. “Semoga apa yang kita diskusikan hari ini dapat menjadi kontribusi besar dalam pembangunan Indonesia. Paling tidak menjadi sebuah masukan positif juga,” tambah Gonda.

Baca Juga : Wisudawan Terbaik UMM Ini Aktif Kegiatan Sosial dan Pengabdian Masyarakat

Sementara itu, Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Bappenas, Dr. Ir. Wisnu Utomo, M.Sc. menegaskan bahwa perencanaan itu penting. Ia tak bisa membayangkan jika pembangunan Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan 34 provinsi tidak direncanakan dnegan baik.

Terkait arah pembangunan nasiona, Wisnu menyebutkan dua hal itaa. Pertama, yakni transformasi ekonomi khususnya pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga meningkatkan produktivitas berbasis inonvasi dan high skill. Kemudian yang kedua yakni menjadikan Indonesia mandiri serta menjadi negara paling berpengaruh di Asia Pasifik.

Baca Juga : Wisudawan Terbaik UMM Ini Koleksi Piala dan Hafizah 30 Juz

Wisnu juga menjelaskan beberapa dinamika politik global belakanganyang perlu menjadi perhatian bersama. Dimulai dengan adanya resesi ekonomi global dan peningkatan kebijakan unilateralisme. Pun dengan kerapuhan negara dalam menghadapi krisis serta menciptakan sustainable peace seiring dengan naiknya eskalasi konflik. Kesenjangan global dan dampak perubahan iklim juga menjadi hal yang perlu disoroti dan didiskusikan.

“Di tengan kondisi tersebut, Idnonesia tetap meyakini pentingnya multilateralisme dalam rangka mencapai kepentingan nasional sekaligus berkontribusi untuk pembentukan tata kelola global. Salah satunya dengan turut serta dalam lebih dari 200 forum dan organisasi internasional (OI),” tuturnya melanjutkan.

Meski begitu, ada beragam tantangan yang perlu dihadapi dan diatasi oleh Indonesia saat turun dan ikut dalam organisasi tersebut. Satu diantaranya yakni pemanfaatan keanggotaan Indonesia di OI dinilai belum sebanding dengan pembayaran kontribusi. Begitupun dengan kurang optimalnya keberhasilan pencalonan keketuaan Indonesia di OI. “Kemudian yang terakhir yakni belum optimalnya representasi warga negara Indonesia di organisasi-organisasi internasional,” pungkas Wisnu. (wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image