UMM-Outlook, Revitalisasi Kerjasama Menuju The World University
Author : Humas | Selasa, 06 Oktober 2020 14:38 WIB
|
Saat konferensi daring berlangsung via Zoom |
KAMPUS Putih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) punya program khusus untuk meningkatkan rekognisi internasional. Salah satunya dituangkan dalam Workshop Penyusunan Skema Pelaksanaan Kerjasama tahun 2020-2024 (6/10). Menghadirkan para perwakilan Republik Indonesia di 6 negara, yaitu Kolombia, Kanada, Amerika, Jepang, Libanon, dan Prancis. Diundangnya para perwakilan RI tersebut untuk menggali informasi dan peluang kerjasama yang mungkin dilakukan.
Wakil Rektor IV bidang Bidang Kelembagaan, SDM, Kerjasama, Dr. Sidik Sunaryo, SH., M.Si., M.Hum. dalam pengantarnya menerangkan bahwa UMM memiliki program UMM-Outlook yang merupakan skema kerjasama UMM yang fokus pada pandangan dan harapan untuk menjadi universitas unggul di dunia (the world university). Program ini berisi pandangan UMM terhadap perkembangan global pendidikan tinggi yang menjadi dasar dalam memandang perkembangan global pendidikan tinggi di luar negeri.
“UMM-Outlook merupakan program yang berisi harapan untuk memperkuat kerjasama dan kolaborasi UMM dengan universitas dan lembaga lain di dalam dan di luar negeri. UMM-Outlook merupakan pintu dan jendela UMM untuk masuk dalam tata pergaulan dunia global sebagai salah satu wujud dari tagline “UMM dari Muhammadiyah untuk bangsa”,” kata Sidik. Di kegiatan konferensi daring yang diselenggarakan via Zoom, menghadirkan pimpinan Program Studi, Fakultas dan Direktorat di lingkungan UMM.
Dikatakan Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd., dalam sambutannya, UMM saat ini hendak menguatkan energi dalam pusaran dunia internasional. Inilah yang menjadi cita-cita UMM di tahun 2020-2024. Pertemuan kali ini dinilainya stategis. Ikhtiar ini tidak lain dalam rangka mendapat peluang dan informasi dari masing-masing perwakilan Indonesia di luar negeri seputar kerjasama yang mungkin dilakukan. Kehadiran para pimpinan UMM ini juga untuk membangun skema kerjasama yang lebih spesifik.
Tak hanya menghadirkan pembicara dari 6 perwakilan RI di luar negeri, pada pertemuan sesi pertama Workshop Penyusunan Skema Pelaksanaan Kerjasama ini juga menghadirkan perwakilan dunia industri di Jepang (diwakili PT. OS Selnajaya Indonesia) serta di Indonesia (diwakili Asosiasi Pengusaha Indonesia, APINDO) untuk memberikan pandangan dan harapan skema kerjasama-kolaborasi antara UMM dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di luar negeri dan di Indonesia.
Perwakilan yang hadir yakni Duta Besar RI di Colombia, Priyo Iswanto; Konjen KBRI di Los Angeles, Amerika Serikat, Saud Purwanto Krisnawan; Konjen KBRI di Toronto, Canada, Leonard F. Hutabarat, Ph.D; Duta Besar RI di Lebanon, Drs. Hajriyanto Y. Thohari, MA.; Atase DIKBUD KBRI Tokyo-Jepang, Prof. Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc. dan; Duta Besar RI di Perancis, Arrmanatha Christiawan Nasir. Sementara dari OSSelnajaya, Mr. Satoshi Miyajima dan dari APINDO, Hariyadi B. Sukamdani.
Leonard Felix Hutabarat, Ph.D. Konjen RI di Toronto dalam paparannya menyampaikan bahwa warga Indonesia berpeluang besar untuk bisa sekolah dan bekerja di wilayah kerjanya: Kanada. Terlebih di negera sub tropis ini terdapat kebijakan Post Graduation Work Permit (PGWP) Pemerintah Kanada bagi mahasiswa asing. Selain itu, nilai tambah yang bisa didapat mahasiswa Indonesia jika kuliah di Kanada yakni pengalaman bekerja di negara maju. Juga memperlancar penggunaan bahasa Inggris.
Di Kanada, kata Leonard, selain memiliki world class higher education system serta part time (20-40 hours) per week, warga Indonesia juga punya kesempatan work permit after graduation (bekerja setelah lulus). Beberapa kampus yang bisa dituju untuk diajak kerjasama dan tujuan studi, baik magister maupun doktoral, yakni McMaster University (nuklir), University of Saskatchewan (pertanian), University of Toronto (studi agama), serta ada juga Renison University College (studies in Islamic and Arab Cultures). (*/can)
Shared:
Komentar