UMMTalks Hadirkan Robert John Pope, Doktor Australia yang Belajar Islam
Author : Humas | Kamis, 03 Februari 2022 08:36 WIB
|
Robert John Pope yang bercerita perjalanan belajar Islam di UMM. (foto: Two Bagus/Humas) |
Mempelajari Islam dan masuk ke dalam komunitasnya adalah hal yang berbeda dengan apa yang ditampilkan oleh media massa. Seringkali keduanya bertolak belakang dan menyebabkan persepsi yang keliru. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Robert John Pope, M.Pd.I. dalam acara UMMTalks yang disiarkan langsung melalui akun resmi Youtube Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akhir Januari lalu. Adapun Robert adalah salah satu wisudawan Doktoral dari Australia di bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) yang lulus di awal tahun ini.
Robert, sapaan akrabnya becerita bahwa ia sudah dari lama tertarik dengan sejarah Islam. Mulai dari kisah yang ada di Alquran, utamanya yang berhubungan dengan kitab-kitab sebelumnya. Bahkan ia juga sempat mengambil beberapa pendidikan non-formal. Baik secara otodidak maupun yang diajarkan oleh orang lain. Hingga akhirnya Robert memutuskan untuk mendalami Islam di Kampus Putih UMM.
“Islam memiliki interkoneksi hubungan dengan kitab-kitab sebelumnya. Hal ini membaut saya makin tertarik dan segera mengambil pendidikan formal untuk memahami bagaimana Islam itu,” tambahnya.
Meski Islam muncul di timur tengah, tepatnya di Arab Saudi, namun Robert akhirnya menjatuhkan pilihan di Indonesia. Salah satu alasan yang ia kemukakan adalah jarak Australia dan Indonesia yang realtif dekat sehingga memudahkannya dalam melakukan penelitian.
Selama belajar Islam, ia merasakan dan mendapatkan berbagai pespektif baru karena memang berada di tenagh-tengah komunitas muslim. Berbeda halnya jika belajar dan berada di luar komunitas, maka ia hanya akan mencapai pada tahap asumsi yang dibuat. Ia menyadari bahwa Islam pada kenyataannya sangatlah beragam. Hal inilah yang tidak disadari oleh dunia barat.
“Sejauh yang saya pelajari Islam tidaklah monolitik (satu pandangan) melainkan memiliki beragam perspektif dan pandangan dalam beragama. Interaksi yang saya lakukan dengan komunitas muslim di sini membuat saya lupa akan perbedaan. Hingga akhirnya saya juga lupa dengan Islam yang biasanya diberitakan oleh media massa,” terang Robert.
Pria asal Sydney, Australia ini kembali bercerita bahwa selama berkuliah di UMM ia sama sekali tidak emrasa dipaksa untuk menutupi pandangannya. Malah didorong untuk selalu kritis dan dinamis dalam berpikir. Sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang mnejadi sumber diskusi dengan teman-teman lainnya.
“Saya tidak pernah sekalipun dibatasi untuk berpendapat. Malah didukung dan mendapatkan banyak perspektif baru selama berkuliah. UMM juga senantiasa mendukung dan memfasilitasi dengan baik selama saya belajar di sini,” pungkasnya. (haq/wil)
Shared:
Komentar