Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) hadirkan Ustadz Wijayanto, M.A., untuk memberikan siraman rohani dan membahas mengenai kepemimpinan Rasullah dalam perspektif mdoern dan digitalisasi (Foto : Lintang Humas ) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengundang ustaz kondang. Kali ini Ustadz Wijayanto M.A. dihadirkan untuk memberikan siraham rohani dan membahas mengenai kepemimpinan Rasullah dalam perspektif mdoern dan digitalisasi. Agenda yang dilaksanakan pada 26 September itu juga sekaligus menjadi pengaian Maulid Nabi Muhammad.
Dalam pembahasannya, ia menjelaskan bahwa kesempurnaan manusia seluruhnya ada pada nabi Muhammad. Maka menurutnya ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan manusia. Di antaranya rongga perut, rongga kepala, dan rongga dada. Rongga perut maksudnya adalah memakan-makanan secukupnya dan halal. Selain itu juga mempertikan rongga kepala atau yang dimaksud dengan kelimuaan. Maka ia melihat bahwa Muhammadiyah sudah sangat bagus dalam mengedepankan rongga kepala ini. Yakni dengan selalu menekankan ilmu pendidikan kepada anak bangsa.
Baca juga : Gandeng APERSI, Teknik Sipil UMM Siapkan Lulusan Berjiwa Entrepreneur
“Dengan pendidikan seseorang dapat menguatkan keimanannya. Sehingga amal dan ilmunya berjalan berdampngan dan mudah diterima. Apalagi manusia memang akan selalu dihargai karena ilmunya,” katanya.
Dalam lawatannya, ia juga menjelaskan bahwa banyak masalah yang dihadapi dunia pendidikan, termasuk kampus. Salah satunya adalah susahnya melahirkan seorang sarjana berkarakter dengan rongga perut yang terpenuhi dan rongga kepala yang bagus. Ia menegaskan pentingnya karakter bagi para pemuda. Maka tidak salah jika hal tersebut menjadi misi pertama yang paling ditekankan oleh Rasulallah selama 13 tahun berdakwah.
“Semua kemaksiatan dimulai dari kosongnya rongga dada, maka mengapa banyak hal dapat dipelajari melalui doa. Karena doa dapat menghidupkan nurani, nur yang artinya cahaya sedangkan aini artinya mata. Sehingga doa akan menghidupkan nurani dan melindungi kita. Hidup yang dicari bukan banyaknya tapi berkahnya,” ucapnya.
Sebagai penutup, ia memberikan pesan bahwa salat sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan. Selain itu juga agar selalu berbakti kepada orang tua karena berkat merekalah para jamaah bisa mencapai titik sekarang. “Rida Allah ada pada rida orang tua, maka jangan pernah sakiti hati mereka,” tegasnya.
Baca juga : UMM Dapat Penghargaan dari Lapas Perempuan
Terkait kedatangannya ke UMM, ia melihat bahwa Kampus Putih memiliki aura positif. Terlihat dari banyaknya jamaah yang hadir. Tidak hanya berasal dari kalangan dosen, akademisi, santri, tetapi juga para staf dari berbagai unit kampus. Menurutnya hal tersebut merupakan bentuk kekompakan warga intra kampus UMM dalam mencari ilmu agama. Sehingga ia semakin semangat dalam melakukan dakwah kebaikan dalam kegiatan tersebut. (zaf/wil)