Viral Penyakit Rabies, Begini Penjelasan Dosen FK UMM

Author : Humas | Jum'at, 19 Mei 2023 07:07 WIB
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (Foto: Istimewa)

Beberapa waktu lalu, viral sebuah video di media sosial di mana seorang anak menderita rabies berkat gigitan anjing. Namun, masih banyak masyarakat yang belum memahami penyakit ini. Hal itu mendorong Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dr. Gerry Permadi, Sp.PD. untuk menjelaskannya.

Penyakit Rabies atau yang sering disebut sebagai penyakit ‘anjing gila’ adalah salah satu penyakit yang fatal apabila berhasil menjangkiti manusia. Bahkan angka kematian apabila orang yang tertular tidak ditangani dengan tepat hampir mencapai 100%. Oleh karena itu, penting untuk difahami apa penyebab dan bagaimana cara agar terhindar dari penyakit rabies tersebut.

Adapun penyakit ini ditularkan melalui virus yang berada di tubuh hewan terkena rabies seperti anjing, kera, dan kucing. “Rabies biasanya ditularkan melalui gigitan terbuka atau kontak air liur dari hewan yang telah terkena virus rabies. Persentasenya sekitar 98% dari gigitan anjing dan hanya 2% sisanya yang berasal dari kera ataupun kucing,” jelasnya.

Lebih lanjut, virus rabies akan menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan dapat menimbulkan dampak yang sangat fatal. Gejala awal yang bersifat ringan dan sering ditimbulkan adalah demam dan nyeri di sekitar area gigitan. Sedangkan pada gejala berat, orang yang terjangkit akan mengalami halusinasi, mudah cemas, hingga ciri yang khas adalah sering mengeluarkan air liur berlebihan (hipersaliva).

Baca juga: Komitmen Internasionalisasi, Fisioterapi Gandeng Universitas Mahidol Thailand

“Pada tahap yang sangat berat, orang yang terjangkit akan sampai pade fase paralisis, yakni tubuh tidak bisa bergerak layaknya stroke. Bukan hanya setengah yang lumpuh, melainkan keseluruhan badan hingga menyebabkan kematian,” jelas dokter Gerry, sapaan akarabnya.

Mengenai tindakan penanganan, dr. Gerry menjelaskan bahwa langkah awal setelah terkena gigitan adalah mencuci area gigitan dengan air mengalir dan sabun selama 10 hingga 15 menit. Setelah itu, segera menuju ke rumah sakit terdekat untuk diberikan vaksin anti rabies atau yang sering dikenal dengan VAR. Apabila luka gigitan sangat serius dan mendekati kepala, maka akan ditambahkan serum anti rabies atau yang sering disebut dengan SAR.

Baca juga: Hari Buku Nasional, RBC Beberkan Sejarah Hari Buku

Di lain sisi, langkah preventif atau pencegahan bisa dilakukan karena lebih baik menghindari resiko. Di Indonesia, masih terdapat 26 provinsi yang menjadi wilayah endemis rabies. Hanya terdapat 7 provinsi yang telah dinyatakan bebas rabies. Adapun ciri-ciri hewan yang terjangkit rabies dapat dilihat lewat tingkah lakunya yang aneh, seperti mengeluarkan air liur berlebihan dan menggigit sembarangan.

“Tips agar terhindar dari rabies adalah sering membersihkan kandang hewan peliharaan, melakukan vaksinasi apabila berpergian atau hendak beraktivitas di area yang liar. Termasuk saat berkunjung ke wilayah endemis rabies. Pun dengan menjaga hewan peliharaan agar tidak terkontaminasi dengan lingkungan liar,” pungkasnya mengakhiri. (lib/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image