Emil Dardak yang mendorong mahasiswa untuk cerdas berwirausaha. (Foto: Yafi Humas) |
Potensi untuk merintis dan mengembangkan wirausaha di Jawa Timur (Jatim) sangatlah besar. Ada beragam keuntungan dan juga kelebihan tatkala membuka usaha di Jawa Timur. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak di hadapan ratusan mahasiswa pada gelaran Talenta Wirausaha, Senin (14/2) lalu. Adapun agenda ini merupakan kerja sama antara Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Emil, panggilan akrabnya melanjutkan, Jatim memiliki pertumbuhan ekonomi yang kompetitif di pulau Jawa dan dapat bersaing dengan provinsi lain. Ekonominya juga menjadi terbesar kedua di Indonesia dengan populasi yang cukup besar di angka 40 jutaan. Ia juga sempat membandingkan dengan Malaysia yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 30 juta dan dianggap sebagai salah satu islamic financial hub.
“Tentu provinsi ini menjadi tempat yang tepat bagi saudara untuk memulai bisnis dan mengembangkannya menjadi lebih besar. Dan saya juga senang Jatim dipilih menjadi tempat pertama untuk memulai rangkaian acara Talenta Wirausaha ini,” imbuhnya.
Wakil dari Khofifah itu juga menjelaskan bahwa Jatim memiliki lokasi yang strategis dan mitra dagang yang bagus dengan beragam provinsi. Bahkan provinsi paling timur pulau jawa ini juga menyumbang seperlima volume perdangan Indonesia dan seperempat di sektor industri manufaktur. Ia juga sempat menyinggung potensi perdagangan yang paling kentara, yakni banyaknya rute dagang tol laut.
Setelah menerangkan potensi-potensi tersebut, Emil kemudian memotivasi para mahasiswa untuk siap menghadapi perubahan. Pada revolusi industri yang keempat ini, dunia dirasa terlalu sempit untuk manusia. Apalagi muncul berbagai inovasi dan mesin-mesin baru yang semakin mengikis kesempatan kerja bagi manusia.
“Banyak yang bilang bahwa bonus demografi sangat menguntungkan Indonesia. Namun, jika tidak dipersiapkan dengan baik, keuntungan itu akan berubah menjadi malapetaka demografi. Dan kita tentu tidak ingin hal itu terjadi,” ungkapnya menegaskan.
Maka, perubahan mindset harus segera dilakukan. Konsep kemapanan harus diubah dari yang dulunya bekerja di perusahan besar atau PNS menjadi wirausaha berbasis kompetensi. Ditambah dengan penerapan teknologi yang bisa dengan mudah kita terapkan ke seluruh elemen pekerjaan.
“Salah satu sektor yang bisa teman-teman kembangkan yakni UMKM pertanian. Berdasarkan sensus ekonomi 2016 dan survei pertanian 2018, ada sekitar 9,78 juta unit usaha di Jawa Timur. Apalagi dibarengi dengan adanya BUMDes yang jumlahnya lebih dari 6118. Tentu, hal ini perlu dimaksimalkan untuk menciptakan Jawa Timur yang lebih baik dan Indonesia yang lebih maju,” tegas Emil.
Sementara itu, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. menilai agenda ini adalah hal yang menarik karena mengundang mereka yang notabene generasi milenial. Apalagi yang dibahas adalah mengenai dunia usaha. Hadirnya tiga stake holder dari beragam pihak juga memberikan kesan tersendiri. Pertama yaitu wakil gubernur yang memiliki kekuasaan teritorial yang luas. Kemudian yang kedua adalah BSI yang mengajak untuk merajut masa depan yang lebih cerah.
“Dan yang ketiga adalah kampus UMM yang merupakan sumber utama SDM. Dengan kerja sama yang baik di antara ketiganya, saya yakin kawan-kawan milenial kampus akan menjadi orang-orang yang kuat di masyarakat. tidak hanya untuk sekarang, tapi juga untuk kemajuan di masa depan,” pungkas Fauzan. (wil)